Kamis 03 Apr 2014 10:16 WIB

'Indonesia Tak Butuh Presiden Populer'

Rep: c65/ Red: Bilal Ramadhan
Konvensi Capres
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Konvensi Capres

REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG-- Tahun 2014 merupakan tahun diselenggarakannya pesta demokrasi di Indonesia. Saat ini berbagai calon presiden (capres) mulai menampakan diri untuk menarik hati masyarakat.

Popularitas merupakan magnet yang bisa menarik simpati masyarakat. Terlebih masyarakat Indonesia cenderung untuk memilih seseorang yang sering terlihat. Hal itu dikatakan Yusuf Rijal selaku Presiden Lumbung Informasi (Lira)dalam acara Bedah Buku, Rabu (2/4).

"Mereka (masyarakat. Red) milih capres itu yang populer, sayang sekali kalau sampai salah pilih" kata dia.

Capres-capres tersebut sibuk membangun kepopuleran, membicarakan visi dan misi namun tidak menunjukkan kemampuannya dalam menjaga keutuhan negeri. "Indonesia tak butuh capres dengan modal visi dan misi belaka apalagi terdongkrak karena popularitas," ungkap Rijal.

Dia menjelaskan, Indonesia butuh sosok yang mampu menjaga keutuhan dan kesatuan negara Republik Indonesia, begitu juga dengan keamanan dan kenyamanan negara. Meski tidak ada persyaratan sebagai capres harus berlatar belakang militer, namun menurut Rijal, jebolan militer memiliki jiwa kepemimpinan dan ketegasan dalam mengambil keputusan. "Kesempatannya untuk orang militer cukup besar," ujar dia.

Dalam perang politik tahun ini terdapat dua jebolan militer yang menurutnya memiliki kemampuan untuk menjadi RI satu. "Tahun ini ada dua mantan militer yang bertarung dan masing-masing berkompeten untuk menjadi presiden," ujar dia.

Ridwan Saidi, selaku pengamat sosial dan politik yang juga mengisi acara Bedah Presiden di salah satu rumah makan tersebut menjelaskan fenomena Jokowi yang memiliki tingkat popularitas tinggi di kalangan masyarakat.

Dia mengatakan, Jokowi mendapat keuntungan besar karena kepopulerannya di media. Dahulu, dia menjelaskan, saat pemilihan gubernur DKI Jakarta, pendukung Foke (Sapaan akrab Fauzi Bowo) beralih mendukung Jokowi namun sekarang mereka menyesal karena orang yang didukung tersebut justru mangkir dari tanggung jawabnya mengurus Jakarta.

"Saran saya sih, Jokowi selesaikan dulu tugasnya sebagai Gubernur Jakarta, bagaimana kita memilih orang yang mangkir dari tugas untuk jadi presiden?" kata dia.

Apakah Anda orang yang pandai berbicara

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement