REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, TB Hasanuddin, menilai program deradikalisasi belum membuahkan hasil signifikan.
Menurutnya, program tersebut seharusnya bisa menekan dan menghilangkan keyakinan kaum ekstremis.
"Teror yang dilakukan oleh radikalis itu seperti tetap tak berkurang. Bahkan, bibit-bibitnya semakin tumbuh," kata politikus PDI Perjuangan itu dalam pesan singkatnya, Senin (18/1).
Program deradikalisasi juga masih dipandang sebagai proyek karena masuk di dalam APBN. Menurut purnawirawan mayor jenderal TNI itu, target program deradikalisasi juga kurang jelas meskipun dilakukan oleh pemerintah bekerja sama dengan LSM dan ormas-ormas.
"Hampir tidak pernah ada evaluasi yang jelas sejauh mana tingkat keberhasilannya (program deradikalisasi)," kata dia.
Hasanuddin menilai, pemerintah masih lemah dalam hal koordinasi. Dengan begitu, di daerah-daerah yang rawan persebaran paham radikalisme, justru tak dijumpai program deradikalisasi. Dia juga mengimbau pemerintah agar menempatkan orang-orang dengan pengetahuan agama dan strategi yang mumpuni untuk melakukan deradikalisasi. Bila tidak, deradikalisasi hanya menjadi ajang debat.
"Contoh nyata, mengapa (orang-orang yang berpaham radikal) justru lebih radikalis setelah keluar LP (lembaga pemasyarakatan)?" katanya.
Terakhir, pihaknya mendesak pemerintah agar melibatkan unsur masyarakat nonformal, seperti pengurus RT/RW. Pemerintah diminta agar mendanai RT/RW dalam membantu program deradikalisasi.
"Mereka justru hanya dijadikan semacam pemadam kebakaran setelah teror terjadi," kata dia.