REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham akhirnya mundur sebagai bakal calon ketua umum (caketum) di musyawarah nasional luar biasa (munaslub) nanti. Padahal, setelah Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) menyatakan tidak akan maju sebagai caketum Golkar, Idrus secara tegas menegaskan keinginannya untuk maju sebagai bakal caketum Golkar.
Namun, saat sosialisasi aturan oleh panitia pada seluruh bakal caketum, Idrus secara mengejutkan menyatakan tidak akan maju menjadi bakal caketum partai beringin. Idrus menyampaikan alasan pengunduran dirinya karena proses demokratisasi di Golkar sudah berjalan sangat baik.
“Saya tidak perlu maju lagi karena teman-teman sudah cukup banyak dan karena memang dari awal yang penting dari gagasan-gagasan saya bisa dilaksanakan, tidak harus saya jadi (caketum),” tutur Idrus di kantor DPP Partai Golkar, Senin (2/5).
Idrus menegaskan, pihaknya akan mendukung siapapun kader Golkar yang akan maju menjadi caketum di munaslub. Menurutnya, berpartai tidak harus duduk dalam posisi formal, tapi berjuang untuk cita-cita dan ideologi formal. Idrus mengharapkan pada seluruh kader Golkar agar tidak ribut hanya pada persoalan posisi di partai.
Yang perlu dilakukan kader Golkar adalah menyumbangkan idenya untuk mengembangkan partai. Ini harusnya menjadi tradisi pada seluruh kader partai Golkar kedepannya. Idrus ingin memulainya dengan menegaskan tidak akan maju sebagai caketum Golkar.
Idrus membantah mundurnya dirinya sebagai bakal caketum Golkar karena calon lain yang maju lebih kuat. Menurutnya, siapapun yang maju sebagai caketum Golkar sama saja, saling mengenal dan sudah berteman.
Idrus juga mengakui posisinya sebagai Sekretaris Jenderal selama 6,5 tahun bukan posisi yang ringan. Namun, pernyataan dia tak akan maju di pemilihan Golkar menegaskan adanya murni didasari meningkatnya proses demokratisasi di internal partai.
“Setelah saya memerhatikan bahwa proses demokratisasi Golkar berjalan sangat luar biasa dengan munculnya 11 kader yang tercatat,” tegas dia.