REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jendral Tito Karnavian mengatakan polisi di Belanda memiliki suara pada saat pemilihan. Bahkan polisi Belanda pun tidak membentuk tim khusus untuk menjaga dan mengawal jalannya proses pemilihan umum itu.
"Kita lihat di Belanda, mereka juga melakukan pemilu, polisi tidak ada melakukan opersi khusus untuk mengamankan pemilu di sana, bahkan polisi memiliki hak pilih," kata Tito di Wisma Bhayangkari Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (13/3).
Artinya, kata Tito, masyarakat di Belanda tidak memiliki kekhawatiran akan terjadinya kericuhan selama proses pemilu. Baik itu dalam bentuk kampanye negatif, isu-isu provokasi, keributan maupun tindak kekerasan lainnya.
"Masyarakat di sana sudah dewasa, nah itu kita harapkan di Jakarta juga bisa (dewasa). Di Jakarta masih ada operasi kepolisian mantap praja untuk mengamankan TPS, kampanye, kotak suara, penghitungan, pelantikan, dan seterusnya," kata Tito.
Apalagi sambungnya, Pilkada DKI Jakarta menjadi role model demokrasi Indonesia. Sehingga Tito mengimbau agar masyarakat dapat bertindak dewasa dalam berdemokrasi. "Jadi kita harus dewasa, masyarakat Jakarta dan semua pihak. Kita imbau untuk dewasa dan tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang berhasil dalam demokrasi," ungkapnya.