REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta melakukan penghitungan dengan pemindaian C1 dari semua TPS yang diunggah ke server. Berdasarkan hasil pemindaian itu, pasangan Anies-Sandi unggul di semua Kotamadya di DKI Jakarta.
Dengan total perolehan suara 3.240.379 suara, yakni 57,95 persen, paslon tiga lebih unggul dari Ahok-Djarot yang memperoleh 2.351.438 suara atau 42,05 persen. Dari hasil di seluruh DKI Jakarta, Anies-Sandi bahkan unggul di semua Kota termasuk di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Selisih terbesar terjadi di Jakarta Selatan dan Kepulauan Seribu.
Di Jakarta Selatan, paslon tiga meraup 754.140 suara atau 62,1 persen. Sementara, paslon dua hanya meraup 459.753 suara atau 37.9 persen. Sedangkan total suara sah yang masuk di Jakarta Selatan 1.210.011 dari total 1.223.466 suara. Partisipasi di Jakarta Selatan 76,4 persen.
Di Kepulauan Seribu, tempat dimana Cagub Basuki Tjahaja Purnama terbelit kasus penodaan agama, paslon tiga juga unggul jauh. Anies-Sandi meraup 8.796 suara atau 62 persen. Sedangkan Basuki-Djarot meraup 5.391 suara, dengan prosentase 38 persen.
Di wilayah lain, Anies - Sandi juga unggul dari Basuki-Djarot. Di Jakarta Timur, Anies unggul dengan 61,2 persen sedangkan Basuki-Djarot berada di angka 38,2 persen. Sementara di Jakarta Pusat, Anies-Sandi unggul dengan 57,7 persen, lebih tinggi dari Basuki - Djarot dengan 42,3 persen.
Baca juga, Anies-Sandi Unggul di Semua Lembaga Survei Ternama.
Selisih prosentase terkecil terjadi di Jakarta Utara. Dari total suara sah masuk sebesar 889.125 suara, Anies - Sandi mendapatkan 466.568 suara atau 52,7 persen. Sedangkan Basuki - Djarot memperoleh 418.096 suara atau 47,3 persen.
Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno, mengatakan, hasil resmi dari Pilkada Putaran Kedua DKI Jakarta ini tetap menunggu penetapan dari KPU. Adapun hasil resmi itu didapatkan dari perhitungan secara manual dan berjenjang. "Karena itu memang perlu waktu yang agak lama," kata Sumarno di Jakarta Selatan, Kamis (20/4).
Sumarno menghargai hasil hitung cepat termasuk pemindaian C1 oleh KPU. Namun, Sumarno menekankan jika hasil itu bukanlah hasi resmi, meski pemindaian C1 sendiri sudah 100 persen. Menurit Sumarno, hasil itu berupa gambaran umum dan informasi pendahuluan. Lebih lanjut, perhitungan manual akan direkapitulasi KPU.
"Seluruh TPS akan dihitung yang melibatkan dua saksi paslon, panwas, sehingga kemudian hasilnya benar-benar valid semuanya," ujar dia melanjutkan.