REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPR Fadli Zon mengatakan Aksi Bela Palestina yang akan digelar pada Minggu (17/12) merupakan bentuk dukungan masyarakat Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. Aksi itu juga bentuk penolakan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
"Kegiatan tersebut juga suatu bentuk penolakan terhadap apa yang diungkapkan oleh Donald Trump yaitu secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel," kata Fadli usai menerima perwakilan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (14/12).
Fadli mengatakan Aksi Bela Paslestina atau Indonesia Bersatu Bela Palestina ini adalah kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Hal itu menurutnya, terutama terkait keberpihakan Indonesia dalam membela Palestina ini adalah keberpihakan yang nyata sejak dulu.
"Saya kira sejak puluhan tahun yang lalu, sejak Konferensi Asia-Afrika dan sebagainya. Dan sebenarnya masalah ini menjadi pekerjaan rumah dan hutang kita juga sebetulnya bagi kemerdekaan Palestina," ujarnya.
Karena itu, menurut Fadli, pengakuan yang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel telah menimbulkan kegaduhan di seluruh dunia. Fadli mengatakan saat ini di semua negara juga melakukan aksi demonstrasi memprotes pernyataan dan pengakuan Donald Trump itu.
"Kita lihat sekarang ini setiap hari dimana-mana, bukan hanya yang berpenduduk mayoritasnya Muslim saja, bahkan di negara yang berpenduduk bukan mayoritas Muslim juga melakukan aksi demonstrasi memprotes pernyataan dan pengakuan Donald Trump itu," jelasnya.
Fadli mengatakan dirinya bersama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah akan menghadiri aksi tersebut sebagai bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina. Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan kalau momentum penting ini harus dimaknai sebagai isyarat-isyarat.
Karena kebijakan itu, menurut dia, adalah hal-hal yang tidak terencana, yaitu ada seorang Presiden AS yang ingin mengeksekusi sesuatu yang tidak pernah terbayangkan dalam 70 tahun.
"Perundingan perjuangan memerdekaan Palestina ini tiba-tiba mau diambil alih secara sepihak. Karena itu umat Islam harus bersatu dalam isu Palestina dan isu Al Quds, sehingga ini momen kita juga di Indonesia," katanya.
Dalam pertemuan itu, GNPF MUI dipimpin Tim Advokasi GNPF MUI, Munarman yang melaporkan rencana mengadakan Aksi Bela Palestina di Monas pada Minggu (17/12) yang diawali dengan sshalat Subuh berjamaah.