REPUBLIKA.CO.ID, Muslimah Australia mulai memperlihatkan eksistensinya. Meski sebagai minoritas, mereka tampil dalam pameran fashion busana Muslimah yang modis, tapi syar'i. Acara pameran busana tersebut pada mulanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Muslimah. Mereka tak memiliki gaya berjilbab yang khas dan kesulitan menemukan pakaian yang syar'i. Namun, kemudian acara tersebut juga bertujuan untuk mempromosikan kesederhanaan pakaian Muslim. Para desainer Muslim diundang untuk merancang mode pakaian Muslim yang indah, tapi sederhana.
Manajer museum lokasi pameran Padmini Sebastian menuturkan, saat ini mulai bermunculan label pakaian Muslim yang didirikan para Muslimah. Pada awalnya mereka hanyalah merancang dan membuat pakaian untuk kebutuhan pribadi. "Banyak label-label didirikan wanita Muslim yang memiliki pengalaman pribadi sulitnya menemukan pakaian Muslim nan modis. Kesulitan memenuhi kebutuhan pakaian itu membuat mereka mulai merancang dan membuat pakaian," ujarnya dikutip Herald Sun.
Namun, kendati ditujukan untuk Muslim dan modenya syar'i, pameran tersebut pun menarik perhatian masyarakat non-Muslim. Pasalnya, para desainer juga merancang beberapa busana high-end yang terinspirasi dari bintang-bintang pop. Target pasar pun berkembang luas. "(Di pameran) terdapat pula seorang desainer yang terinspirasi bintang pop Rihanna. Terdapat pula satu-satunya desainer pakaian renang Muslimah Burquini," ujar Sebastian
Seorang desainer, Dima Kattan, menuturkan, ia merancang busana untuk Muslimah yang suka akan mode, tapi juga ingin nyaman dan sesuai syar’i. Maka, dibuatlah oleh Kattan mode-mode baru untuk pakaian Muslimah dengan label Dima G.
Kattan sendiri merupakan seorang Palestina yang bermigrasi ke Australia. Ia telah berjilbab sekitar delapan tahun lalu. Menurutnya, jilbab merupakan jati diri seorang Muslimah. "Sebelum saya berjilbab, tak ada yang membedakan saya seorang Muslimah. Namun dengan berjilbab, saya segera dikenal sebagai Muslimah," katanya bangga.
Menurut Kattan, saat ini tren busana Muslimah tengah booming. Bahkan, di Australia tren tersebut menarik masyarakat umum di seluruh negeri. Kattan menyebut tren tersebut untuk para hijabista.