REPUBLIKA.CO.ID, Apa yang bisa dilakukan kaum wanita untuk mengatasi efek buruk menopause? Ada beberapa cara, salah satunya adalah terapi sulih hormon (TSH). Dengan terapi ini, maka ketidakmampuan ovarium untuk memproduksi estrogen bisa teratasi lewat pemberian hormon estrogen dari luar. Cara pemberiannya macam-macam, bisa dengan tablet, krim, atau koyo yang mengandung hormon estrogen.
Menurut ahli obstetri dan ginekologi RSCM, Ali Baziad SpOG KFER, pemberian TSH memungkinkan wanita yang telah menopause memiliki estrogen lagi. Sayangnya, tak sedikit wanita yang mencemaskan efek samping TSH, yaitu merangsang munculnya kanker payudara. ''Padahal semua obat itu sebenarnya ada efek sampingnya,'' tukas Ali Baziad.
Adanya ketidakpuasan terhadap TSH pada akhirnya melatarbelakangi pengembangan upaya lain untuk mengatasi efek buruk menopause. Upaya yang dimaksud adalah pemberdayaan gaya hidup sehat dan alami, antara lain dengan menerapkan diet tinggi fitoestrogen. ''Fitoestrogen itu adalah zat pada sejumlah tanaman yang struktur kimia dan aktivitas biologiknya menyerupai hormon estrogen dalam tubuh,'' jelas Ali.
Terdapat beberapa jenis fitoestrogen. Salah satunya, yang sering diteliti kegunaannya adalah isoflavone. Isoflavone sendiri merupakan fitoestrogen yang berasal dari protein kedelai. ''Penggunaan isoflavone ini dianggap relatif aman, sebab benar-benar berasal dari alam'' ungkap dokter yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Frankfurt, Jerman ini. Pada kedelai, isoflavone banyak terkandung pada biji kedelainya, terutama pada hipokotil yang akan tumbuh menjadi tanaman.
Soal manfaat protein kedelai juga pernah dinyatakan oleh American Heart Association. Dikatakan, protein kedelai dapat melindungi jantung dan meningkatkan kesehatan tulang, tanpa meningkatkan risiko terkena kanker payudara, rahim, dan usus. Ini dibuktikan dengan sedikitnya masalah yang berhubungan dengan payudara maupun rahim pada masyarakat yang mengonsumsi protein kedelai dalam dosis tinggi.
Manfaat protein kedelai terhadap jaringan tulang merupakan akibat dari penurunan resorbsi oleh osteoklast. Hal ini berhubungan dengan adanya genistein sebagai komponen terbesar dalam isoflavon, yang berikatan dengan reseptor estrogen beta di tulang. ''Ini yang menjelaskan kenapa isoflavone, yang berasal dari protein kedelai dapat membantu mencegah perluasan terjadinya osteoporosis,'' papar Ali Baziad.
Kini makin jelas, betapa bermanfaatnya protein kedelai buat kesehatan wanita menopause. Kalau Anda ingin meningkatkan asupan protein kedelai ini, sering-sering saja makan tempe. Ia terbuat dari kedelai, dan pastinya banyak mengandung isoflavone. Mudah, murah, dan berkhasiat. Betul, kan?