Rabu 17 Jul 2024 13:39 WIB

Studi: Sauna Bantu Cegah Kenaikan Berat Selama Menopause

Panas aktifkan proses yang tingkatkan kemampuan pembakaran lemak.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Mandi sauna secara teratur baik bagi wanita menopause (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Mandi sauna secara teratur baik bagi wanita menopause (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penelitian baru yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Nutrition 2024, menyoroti heat treatment sebagai metode langsung untuk mendorong penuaan yang lebih sehat. Temuan dari penelitian tersebut mengungkapkan sauna bisa membantu mengatasi masalah berat badan di wanita yang sudah menopause.

Studi menemukan tikus betina yang lebih tua yang menjalani sauna selama 30 menit sehari mengalami penurunan berat badan dan menunjukkan penggunaan insulin yang lebih baik. Sauna juga membantu pengaturan gula darah, dibandingkan dengan tikus betina yang lebih tua yang tidak menjalani perlakuan panas setiap hari.

Baca Juga

Wanita memang lebih mungkin mengalami obesitas atau kelebihan berat badan dibandingkan pria, terutama setelah menopause. Ini karena hilangnya estrogen dalam tubuh mereka. Studi menunjukkan sauna bisa menjadi metode yang efektif dan non-invasif untuk mengelola kenaikan berat badan dan resistensi insulin yang berkaitan dengan usia dan menopause.

Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan tikus berusia 10 bulan untuk memodelkan penuaan dan tikus yang ovariumnya diangkat untuk mensimulasikan kondisi pascamenopause. Untuk menginduksi penambahan berat badan, tikus diberi makan makanan Barat yang mengandung 45 persen kalori dari lemak.

Satu kelompok tikus menjalani sesi sauna selama 30 menit setiap hari di ruang panas yang diatur pada suhu 40 derajat Celcius selama 12 pekan, sementara kelompok lainnya tidak menerima treatment panas apa pun.

Tikus-tikus tua yang menjalani sauna tidak menunjukkan kerusakan jaringan dan memiliki tingkat laktat dehidrogenase yang jauh lebih rendah, yang mengindikasikan berkurangnya kerusakan jaringan yang berhubungan dengan penuaan. Terapi ini juga secara efektif melawan kenaikan berat badan yang disebabkan oleh diet tinggi lemak pada tikus yang menua dan tikus yang ovariumnya diangkat.

Dibandingkan dengan tikus yang tidak diobati, tikus yang menjalani terapi panas menunjukkan peningkatan penting dalam sensitivitas insulin dan sinyal insulin, serta penurunan akumulasi lemak di area kritis seperti hati dan lemak coklat. Sementara jaringan adiposa menyimpan energi, lemak coklat adalah jenis lemak yang aktif secara metabolik yang membantu tubuh membakar lebih banyak energi.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa treatment panas seluruh tubuh setiap hari selama 30 menit dapat secara signifikan mengurangi obesitas dan meningkatkan sensitivitas insulin pada tikus betina yang lebih tua dan model tikus yang mensimulasikan menopause. Durasi 30 menit setiap hari untuk perlakuan panas dipilih berdasarkan pedoman CDC, yang merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang per minggu untuk orang dewasa,” kata peneliti studi, Rong Fan.

Fan mengatakan bahwa perawatan ini bekerja dengan mengaktifkan saluran kalsium tertentu dalam lemak coklat, yaitu sejenis lemak dalam tubuh manusia yang membakar kalori untuk menghasilkan panas. Proses ini membantu tubuh meningkatkan pengeluaran energinya, mirip dengan efek metabolisme dari latihan aerobik.

“Pada dasarnya, treatment panas ini membantu meningkatkan kesehatan metabolisme dengan meniru sebagian efek menguntungkan dari olahraga," jelas Fan seperti dilansir Medical News Today, Rabu (17/7/2024).

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa seseorang cenderung kehilangan lemak coklat seiring bertambahnya usia dan memasuki masa menopause, yang berkontribusi pada metabolisme yang lebih lambat. Para peneliti juga menyelidiki mekanisme molekuler di balik efek positif terapi panas.

Mereka menemukan bahwa panas mengaktifkan beberapa proses molekuler yang meningkatkan kemampuan pembakaran lemak tubuh. Elemen kuncinya adalah protein TRPV1, yang bertindak sebagai saluran ion kalsium dalam membran sel. Ketika dirangsang oleh panas, TRPV1 memulai proses yang dikenal sebagai futile cycling, dimana tubuh mengeluarkan energi untuk memompa ion kalsium melintasi membran sel.

Aktivasi TRPV1 dan siklus kalsium yang dihasilkan juga mendorong pemecahan dan pembakaran lemak, mengurangi penumpukan lemak di jaringan seperti hati dan meningkatkan sensitivitas insulin tubuh, yang sangat penting untuk kesehatan metabolisme secara keseluruhan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement