REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan yang terlalu lama diemut berpotensi merusak gigi susu pada anak-anak. Sebab, konsentrasi gigi susu tidak terlalu padat, dan mineralisasinya tidak sekuat gigi permanen.
"Untuk itu, penting sekali menghindari makanan yang diemut atau membiarkan susu mengenang di dalam mulut anak terlalu lama, karena anak tertidur," kata Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia drg Zaura Rini Anggraeni di Jakarta, Senin (2/9).
Rini mengatakan, kebiasaan anak-anak yang sering mengemut makanan terlalu lama, seperti nasi di dalam mulut bahkan dapat mengakibatkan gigi berlubang dan rasa nyeri pada anak.
"Kalau nasi itu didiamkan tanpa dikunyah di dalam mulut, kemudian ada kuman, nasi itu akan difermentasi, sehingga akan memproduksi acid atau asam. Demikian juga dengan susu, kalau ada kuman akan memproduksi asam juga, seperti yoghurt, yang bisa merusak gigi susu," ujar Rini.
Menurut Rini, produksi asam yang dihasilkan dari makanan yang menempel di mulut dan kuman tersebut sangat rendah, yaitu ph di bawah lima, sehingga dapat menyebabkan email, kalsium dan mineral pada gigi terlepas.
Apabila emil, kalsium dan mineral terlepas, lanjut Rini, gigi susu pada anak membutuhkan fluoride yang terdapat pada pasta gigi anak untuk menggantikan mineral fluor yang terlepas.
Rini menambahkan, mineral yang lepas dari gigi susu dapat diganti secara seimbang dengan tepat waktu menyijat gigi dan menyikat gigi sesering mungkin. "Dan menyikat giginya tidak boleh terlalu cepat. Biasanya bagian sela-sela gigi dan permukaan kunyah adalah daerah yang harus disikat agak lama dengan pasta gigi yang mengandung fluor," ujar Rini.*a