REPUBLIKA.CO.ID, Menurut dokter dari RS Husada Utama Surabaya, Didi Dewanto Sp OG, memberi air susu ibu eksklusif bagi bayi bisa menjadi alat kontrasepsi berisiko minim.
Bila ibu menyusui dan memberi ASI secara eksklusif maka umumnya akan mengalami suatu kondisi yang disebut sebagai amenore laktasi. Amenore artinya tidak mendapatkan haid sedangkan laktasi berasti kegiatan menyusui. Jadi, secara harafiah, kata dia, bisa diartikan, tidak terjadinya haid yang diakibatkan oleh menyusui secara eksklusif.
Amenore laktasi bisa diterapkan sebagai metode KB alami. “Selama ibu menyusui dan belum mendapat haid, kemungkinan untuk terjadinya kehamilan juga sangat kecil. Metode ini terbilang sangat efektif dan tingkat efektivitasnya mencapai angka 98 persen,” ujar Didi.
Namun, lanjut dia, setelah lewat masa enam bulan, biasanya kesuburan akan kembali dan metode KB alami ini perlu dibantu dengan kontrasepsi lainnya. Sayangnya, beberapa metode kontrasepsi memiliki efek samping yang dapat menimbulkan rasa kurang nyaman bagi penggunanya.
Beberapa perempuan yang tingkat toleransi tubuhnya sangat rendah juga mengalami efek samping alat kontrasepsi yang dipakainya. Efek samping yang dirasakan seperti mual, pusing, problema kulit, obesitas, perdarahan, dan nyeri perut pada penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung hormon. Lainnya adalah kebocoran hingga risiko hamil anggur pada penggunaan IUD.
Bagi wanita yang ingin menghindari efek samping alat kontrasepsi tersebut disarankan lebih baik memilih cara KB alami, yaitu KB tanpa menggunakan alat kontrasepsi.