REPUBLIKA.CO.ID, Orang tua yang "suka mengatur" dan kaku dalam komunikasi bisa mengakibatkan anaknya menderita obesitas.
Menurut studi terbaru, anak berusia dua hingga lima tahun dengan orang tua seperti itu, 30 persen berisiko lebih tinggi menderita obesitas dibandingkan rekan mereka pada umumnya.
Pada anak berusia 6-11 tahun, risikonya 37 persen lebih tinggi jika orang tua mereka suka mengatur dan kaku dalam berkomunikasi.
Para peneliti juga menemukan, kemiskinan berkontribusi meningkatkan resiko anak menderita obesitas.
"Kalaupun Anda tidak miskin secara ekonomi, cara mengasuh Anda yang akan menentukan kesehatan anak," ujar penulis studi sekaligus ahli epidemiologi dari Universitas Montreal, Lisa Kakinami, seperti dilansir LiveScience.
Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti menggunakan data sejak tahun 1994 hingga 2008 dari the National Longitudinal Survey of Children and Youth, yakni sebuah survei yang dilakukan setiap dua tahun mengenai indeks massa tubuh anak berusia 11 dan di bawah 11 tahun di Kanada.
Mereka lalu mengindentifikasi empat cara pengasuhan. Yakni, otoritatif; orang tua menuntut tetapi juga responsif terhadap kebutuhan anak-anak mereka, kemudian otoriter; orang tua menuntut tetapi tidak responsif.
Berikutnya, permisif; orang tua yang responsif terhadap kebutuhan anak tetapi tidak menuntut dan terakhir, lalai; orang tua tidak menuntut atau responsif.
Dari keempat cara pengasuhan ini, diketahui, anak- anak yang orang tuanya otoriter berisiko paling tinggi menderita obesitas.
Risiko obesitas pada anak dengan orang tua permisif juga meningkat, dibandingkan dengan anak-anak yang orangtuanya memiliki gaya otoritatif.