REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Doddy Izwardy mengatakan, untuk menciptakan generasi yang akan datang yang mampu bersaing di dunia global, lingkungan kondusif untuk meningkatkan perlindungan dan tumbuh kembang anak harus diciptakan.
Salah satunya, ujar Doddy, prioritas intervensi Air Susu Ibu (ASI) ekslusif harus benar-benar diberikan."ASI eklusif harus diberikan kepada bayi sampai enam bulan," ujarnya di Jakarta, Sabtu (9/8).
Lalu, kata Doddy, pada usia bayi antara enam bulan sampai dua tahun, bayi harus diberi makanan pendamping ASI. Makanan pendamping asi itu harus padat energi, protein, zat gizi mikro antara lain Fe, Zinc, Kalsium, vitamin A, C, dan Folat. Makanan tidak boleh berbumbu tajam, tidak menggunakan gula dan garam tambahan, tidak mengandung penyedap rasa.
Makanan, ujar Doddy, harus mudah ditelan, disukai anak. "Juga diupayakan menggunakan bahan lokal dengan harga terjangkau," tambahnya.
Dalam investasi gizi pada bayi, lanjut Doddy, tidak boleh terlambat. Kalau investasi terlambat maka mutu SDM rendah. "Kita sering kalah dalam bulu tangkis maupun sepak bola. Mungkin ini terjadi karena investasi pada anak terlambat,"ujar Doddy.