Senin 27 May 2013 15:32 WIB

Hindarkan Anak dari Seks Bebas, Ini Kiatnya

seks bebas kini juga menjadi masalah utama remaja di Indonesia
Foto: antara
seks bebas kini juga menjadi masalah utama remaja di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika anak memasuki usia pubertas, bergaul dengan lawan jenis, psikolog Vera Itabiliana menyarankan agar orang tua mulai memberikan aturan atau batasan-batasan. Misalkan, larangan membawa teman ke kamar, baik sejenis apalagi tidak sejenis.

Sebab, kata psikolog di Lembaga Psikologi Terapan UI ini, ada kejadian seorang anak SMP yang suka membawa teman sejenis ke kamar, ternyata mereka suka sesama sejenis. Hindari pula di kamar anak menaruh komputer (hubungan internet), televisi, play station, dan telepon. ''Media-media ini berpotensi bagi anak untuk melihat hal-hal berbau pornografi,'' tambahnya.

Pihak luar yang andil menjerumuskan seks bagi anak-anak, di antaranya adalah teman. Kadang teman-teman itu memperdaya anak melalui film, gambar atau cerita-cerita porno. Bila si anak tidak kuat dan kosong pengetahuan tentang seksnya akan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, selain keterbukaan, Vera mengingatkan agar orang tua berusaha mengenal dan dekat dengan teman-teman si anak. ''Kalau orang tua sudah dekat, teman-teman si anak bakal segan dan tidak berani berbuat aneh-aneh,'' ujar dia.

Vera mengakui, kesempatan mengawasi anak menjadi lebih sulit bagi orang tua yang sibuk (keduanya bekerja, red). Untuk itu, ia melihat tidak ada salahnya menyibukkan anak dengan berbagai kegiatan di luar sekolah, termasuk les-les. Dengan catatan, les itu diminati si anak dan tidak terlalu dipaksakan. ''Kalau anak-anak banyak kegiatan, sampai di rumah biasanya sudah capek sehingga tinggal istirahat.''

Lalu, jika ada anak yang berani mengakui kepada orang tuanya bahwa dia telah melakukan perbuatan terlarang di rumah, Vera maklum kalau orang tua bakal shock. ''Tapi, jangan dulu dimarahi, tahan rasa marah, hargai pengakuan si anak,'' katanya.

Dengan pengakuan itu, lanjut Vera, anak sadar bahwa ia telah melakukan perbuatan salah. ''Kalau anak sudah mengaku, lalu dimarahi orang tua, kasihan si anak, hatinya sedang resah membutuhkan lindungan tapi malah dimarahi,'' ujar dia, ''Nanti anak akan mencari perlindungan kepada orang lain.''

Selanjutnya, tegas Vera, orang tua mulai memberikan penekanan agar perbuatan itu jangan diulangi lagi. Beri tips atau saran kepada si anak agar menjauhi atau tidak lagi bergaul dengan temannya yang telah menjerumuskan dia.

Lalu, bagi orang tua menangkap basah anaknya sedangkan melakukan perbuatan terlarang di rumah, sebaiknya langsung menegur anak dan menyampaikan risiko apa saja akibat seks terlarang. Kosekuensi dari perbuatan anak, orang tua harus memberikan batasan untuk jangka waktu tertentu. Misalkan, kata Vera, batasi kegiatan si anak, pulang pergi harus dijemput, tidak boleh bermain lagi. Konsekuensi ini agar anak mengerti akibat kesalahan yang telah diperbuatnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement