Selasa 09 Jul 2013 10:36 WIB

Dilema Menyerahkan Anak pada Pembantu

Balita dan pengasuhnya
Foto: woolworthsbabyandtoddlerclub.com.au
Balita dan pengasuhnya

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum wr wb, 

Ibu, saya seorang ibu bekerja dengan dua putra yang masih kecil, 7 tahun dan 5 tahun. Sebagaimana ibu-ibu lainnya, saya ingin sekali anak saya tetap berkembang dan tumbuh lahir-batin baik. Tetapi, bagaimana ya Bu, caranya agar keinginan tersebut bisa terlaksana? Padahal secara jujur saya harus akui waktu anak saya lebih banyak dengan pembantu daripada dengan ibunya. Terima kasih. 

Prita 

Bekasi 

 

Ibu Prita yang baik, 

Sebenarnyalah kami menyadari sulitnya keadaan yang ibu hadapi. Begitulah hidup ini yang kita harapkan susah kita dapatkan. Yang kita dapatkan, seringkali bukan yang kita inginkan. Tapi, kita kan tidak boleh putus asa terhadap rahmat Allah bukan? Nah, beberapa hal berikut ini barangkali bisa kita upayakan disertai doa yang tidak putus-putus-Nya. 

1. Usahakanlah untuk membuat aturan yang harus dijalani oleh anak sehari-hari dengan duduk bersama merumuskannya dengan mereka. Cari berbagai alternatif yang bisa mengakomodasi keinginan Ibu dan juga anak. Tentukan mana alternatif yang disepakati dan lakukan uji coba untuk 2-3 hari dulu, bila berhasil dilanjutkan menjadi beberapa hari. Secara berkala semua aturan ini dievaluasi dan diperbaiki bila perlu lalu diujicobakan lagi. Dengan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan mengenai aturan yang akan diberlakukan bagi dirinya kita lebih mudah mengontrol dan anak merasa dia terlibat sehingga harus respek terhadap keptuusan yang dia buat untuk dirinya sendiri. 

2. Sehari-harinya, usahakanlah agar Ibu tidak membawa pulang pekerjaan kantor. Waktu Ibu benar-benar untuk anak dan keluarga. Ketika Ibu bertemu dengna anak, ubahlah setting waktu yang Ibu gunakan agar tidak menggunakan waktu orang dewasa yang umumnya berisi produktivitas dan efisiensi. Dengan pola waktu seperti itu, kita menginginkan anak untuk sudah selesai ini dan itu ketika kita pulang. 

Kita harus ingat bahwa waktu anak itu continues, terus-menerus. Sulit bagi mereka untuk membedakan yang terjadi kemarin, besok, dan sekarang. Karena pikiran mereka cuma bermain. Dengan mengubah pola waktu ini kita bisa melakukan hal yang sangat penting: Sabar dan banyak mendengarkan. Hal ini sangat dibutuhkan oleh anak. 

 

3. Kerjasama dengan pembantu atau siapa pun yang berfungsi sebagai pengasuh pengganti di rumah sangat perlu dibangun dengan baik. Hal ini harus dimulai sejak tahap menyeleksi mereka sebelum diterima untuk menjadi pembantu. Yang diperlukan bukan pendidikan yang tinggi, tapi orang tersebut harus memiliki kecintaan terhadap anak, sabar, jujur, cerdas, dan taat beragama. Sepertinya kriteria seperti ini rasanya sulit. Tapi, kalau mereka sudah memiliki kemampuan dasar tentang hal ini sudah memadai, nanti tinggal dilatih saja. 

 

4. Berbagai aturan dan harapan dibicarakan dengan mereka secara bertahap dan evaluasi penerapannya. Menerima pembantu hanya sekadar bisa menolong kita saja sangat berpengaruh bagi perkembangan kehidupan anak di kemudian hari. Ini pilihan yang tidak mudah tapi jangan pernah lupa risiko besar yang ditimbulkannya. Selamat mencoba, Ibu! Wassalam. 

sumber : Rubrik konsultasi
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement