REPUBLIKA.CO.ID, * Apa yang harus dilakukan untuk mencegah bullying?
Ketua harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof Dr Arief Rachman MPd, menyarankan agar pemahaman agama dikenalkan secara dini kepada anak. Anak juga mesti mendapatkan kesempatan untuk menjalani aktivitas yang menyenangkan. ''Bullying bisa dihindari jika anak lekat dengan budaya.''
* Bagaimana agar anak terhindar bullying?
Arief yang bertahun-tahun menjadi praktisi pendidikan berpendapat tiap anak harus memiliki kemahiran menangkis celaan dengan santai, tanpa perlu terpancing emosi. Dengan begitu, pelaku bullying tak mendapatkan celah untuk meneruskan aksinya. ''Menanggapi dingin cemoohan bisa menjadi jalan keluar,'' imbuhnya.
* Apa yang harus dilakukan terhadap pelaku?
Diena Haryana dari Yayasan Sejiwa menuturkan pelaku bullying harus dibangkitkan kesadarannya dan belajar berempati. Sebab, bullying paling sering terjadi lantaran pelakunya tak kuasa menerima perbedaan. Mereka puas jika merasa lebih berkuasa dan berhasil membuat korbannya tak berkutik. ''Pelaku mesti mendapatkan bantuan berupa arahan dan kasih sayang agar ia mengerti dan menyadari perilakunya tidak bisa diterima di masyarakat,'' sarannya.
* Bagaimana memulihkan kondisi psikologis korban?
Bullying atau bukan sejatinya tergantung presepsi orang yang menjadi target. Meski begitu, bullying tak bisa didiamkan. Apalagi, bullying terbukti berpengaruh terhadap naiknya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademis, dan tindakan bunuh diri pada orang dewasa maupun anak.
Bullying juga menurunkan skor hasil tes IQ dan kemampuan analisis siswa, serta menumbuhkan perasaan kurang berarti. ''Mereka yang mengalaminya harus dibangkitkan kepercayaan dirinya. Tentunya dengan pendampingan dan menggali potensi dirinya,'' cetus Diena.