Selasa 13 May 2014 08:37 WIB

Rahasia Tetap Bahagia Setelah Menikah dan Punya Anak (1)

Menikah dan memiliki anak bisa disiasati dengan sejumlah cara agar selalu bahagia.
Foto: Prayogi/Republika
Menikah dan memiliki anak bisa disiasati dengan sejumlah cara agar selalu bahagia.

REPUBLIKA.CO.ID, Menikah dan memiliki anak membuat pasangan menghadapi tantangan tersendiri dalam menciptakan hubungan yang bahagia. Dikutip dari laman ivillage ada beberapa cara yang perlu diingat dan dilakukan suami istri dengan anak, agar perkawinannya selalu langgeng dan penuh kasih sayang.

1. Menempatkan satu sama lain terlebih dulu, sebelum anak-anak

Ketika tiba waktunya membangun perkawinan yang sehat, Anda bukan hanya suami dan istri tapi juga ayah dan ibu. Lalu apa yang harus didahulukan? Pasangan atau anak?

Pakar hubungan Charles J Orlando, pengarang buku 'The Problem With Women... is Men', mengatakan jawabannya adalah pasangan Anda. ''Bukan berarti anak lebih berarti belakangan,'' katanya. Tapi, perkawinan yang kuat merupakan tulang rumah tangga dan semua orang butuh melihat itu dan merasakannya.

Orlando menyarankan, ciptakan situasi yang menyenangkan bagi pasangan begitu ia pulang ke rumah. Berikan suami pelukan dan cium dia. Perilaku tersebut akan membuat pasangan mereka spesial. Bonusnya, anak-anak akan merasa aman dalam dekapan ayah ibunya.

2. Jangan katakan pada ayah bagaimana cara menghabiskan waktu dengan anak-anak

Ayah dan ibu punya peran yang berbeda dalam hidup anak-anaknya. Dalam kebanyakan kasus, ibu lebih penyayang, sosok yang mendorong makan sehat, dan pencium anak dari kepala hingga ujungnya. Sedang ayah adalah sosok yang lebih seru, membolehkan mereka makan kue untuk sarapan ketika ibunya sedang keluar kota.

Meski metode parenting ibu umumnya lebih superior dan aman, tidak ada cara terbaik mengatakan kepada ayah bahwa ibu menghargai dan menghormatinya dengan membiarkan suami mengurus anak dengan caranya sendiri.

3. Katakan saja, iya

Riset menunjukkan frekuensi Anda merespons permintaan pasangan secara postif berhubungan dengan betapa bahagia dan memuaskan hubungan tersebut. Pusatkan perhatian ke seberapa sering Anda mengatakan, 'Ya, itu masuk akal'. Atau mengatakan, 'Kamu mulai meyakinkan saya'.

Christine Carter, psikolog, mengatakan menemukan kesempatan mengatakan iya dalam berbagai cara adalah upaya mengontrol dampak positif perkawinan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement