REPUBLIKA.CO.ID, Rambut memutih dapat menimpa siapa saja. Wanita dan pria di atas 40 tahun yang biasanya mulai mengeluhkan hal ini. Namun, ada yang senang dan bangga rambutnya bersepuh perak. Tak sedikit pula yang risih sehingga memutuskan untuk menyemirnya. Sebagai informasi, tak ada produk cat rambut tanpa efek samping. Mari simak pendapat dr Santi Sadikin, konsultan kecantikan dari Ester House of Beauty, di Surabaya. Menurutnya, semua produk semir rambut mengandung bahan kimia.
Efeknya, tentu saja tidak aman bagi kulit dan rambut. Tapi ada cara menghindari efek sampingnya. Shanti menyarankan, sebaiknya Anda membeli produk cat rambut di salon kecantikan yang menyediakan perawatan pascapengecatannya. Jenis perawatan ini tak dapat ditawar. Dengan kata lain, ini adalah keharusan demi kesehatan rambut. Nah, di salon-salon yang -- katakanlah -- bijak, akan selalu membimbing pelanggannya melakukan perawatan pascapengecatan di rumah.
Ingin tahu apa bahan kimia yang terkandung dalam cat rambut? Namanya peroksida atau khlor. Namun, ada juga produk semir rambut yang tak memakai bahan dasar ini. Peroksida berfungsi sebagai bahan pengawet cat agar masa penyimpanan cat rambut -- setelah botolnya dibuka dan ditutup saat menggunakan -- tetap tahan dari kemungkinan terkontaminasi dengan kuman. Bahan lainnya adalah bahan pewarna yang juga senyawa kimia.
Rambut pada umumnya memiliki pH 4,5-6,5. Kontak dengan bahan kimia tersebut, pH rambut akan basa sehingga rambut tidak tak sehat dan kaku. Maka, bagi mereka yang senang mengecat rambut, Santi menyarankan perawatan pascapengecatan yang disebut maximum restoratif. Perawatannya bermacam-macam. Mulai dari masker, pencucian dengan sampoo khusus, pemakaian kondisioner khusus, hingga perawatan lainnya. Semuanya ditujukan untuk mengembalikan pH rambut pada pH balance, memulihkan pigmentasi rambut, dan menyehatkan rambut mulai dari akarnya.
Bisa juga, sebelum Anda melakukan penyemiran rambut, konsultasikan dulu ke dokter ahli. Seperti yang disarankan oleh spesialis kulit dan kelamin dari Jakarta Medical Center (JMC), dr Dewi Inong, SpKK. Ada sejumlah yang patut dipertimbangkan saat memilih produk cat rambut. Pertama, pilihlah cat rambut yang tidak mengandung senyawa peroksida atau khlor. Lalu, sesuaikan dengan kondisi rambut Anda. Karena, rambut yang tebal atau tipis, atau berminyak, kering atau normal, memiliki toleransi yang berbeda dengan produk cat rambut yang sama.
Ini semua hanya bisa diketahui dengan berkonsultasi dengan dokter ahli. Masih kata dr Santi, jika sangat terpaksa Anda sudah terlanjur memakai cat rambut dan tidak memiliki akses dengan dokter ahli kulit atau dokter ahli kecantikan, maka sebaiknya segera melakukan perawatan rambut pascapengecatan dengan shampo khusus yang dapat dibeli di apotik atau di konter-konter kecantikan. Shampo khusus tersebut berfungsi sebagai perawatan pengobatan dan mengembalikan pigmentasi rambut pada kondisi semula.
Berikutnya gunakan tonik untuk mengembalikan kekuatan akar rambut Anda. Setelah itu, baru kunjungi dokter ahli. ''Ada baiknya menggunakan cat warna alternatif, seperti merang untuk warna hitam atau pacar cina untuk warna merah. Itu lebih aman, karena dari bahan alami,'' paparnya. Sebagai catatan, kata dr Santi, pengecatan sebaiknya dilakukan tiga bulan sekali, dan jangan setiap satu minggu rambut dicat. Apalagi seperti tren zaman sekarang setiap hari atau tiap minggu ganti warna atau ganti cat. Ini sangat berbahaya. Karena bisa jadi akan menimbulkan masalah pada rambut Anda yang bersifat permanen dan susah dipulihkan kembali.