Kamis 20 Mar 2014 16:51 WIB

Memahami Siklus Bulanan Perempuan

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Menstruasi dipengaruhi oleh otak, jika stres bukan tak mungkin jadwal datang bulan pun berantakan.
Foto: Prayogi/Republika
Menstruasi dipengaruhi oleh otak, jika stres bukan tak mungkin jadwal datang bulan pun berantakan.

REPUBLIKA.CO.ID, Menstruasi dirasakan berbeda-beda oleh kaum Hawa. Sebagian menjalaninya dengan rasa nyeri bahkan sampai pingsan dan sama sekali tidak beraktivitas. Sebagian lagi yang beruntung melewati hari-hari datang bulan tanpa kendala apa pun.

Dokter Spesialis Gizi MRCCC Siloam Hospital, Dr dr Inge Permadhi, MS, SpGK menjelaskan menstruasi adalah siklus bulanan yang fisiologis. Ditandai oleh keluarnya darah dari rahim akibat luruhnya lapisan dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah.

“Karena tidak ada pembuahan saat sel telur dikeluarkan, dinding rahim bagian dalam yang menebal untuk mempersiapkan diri sebagai tempat jabang bayi, akhirnya luruh dan dikeluarkan melalui menstruasi,” jelasnya.

Biasanya seorang perempuan mengalami awal menstruasi saat masa menarche atau pubertas sekitar usia 12 hingga 13 tahun. Adapula yang sudah menstruasi saat usia 11 tahun bahkan ada yang baru menstruasi saat berusia 15 tahun.

“Anak sekarang justru ada yang menstruasi sejak usia sembilan tahun,” ungkapnya.

Menstruasi, lanjutnya, akan berakhir atau disebut menopause pada akhir usia 40 tahun atau pada awal 50 tahun. Jika sudah usia lebih dari 50 bahkan 60 tahun belum menopause itu bahaya.

Menurutnya, sebelum menstruasi biasanya perempuan akan mengalami premenstrual syndrome (PMS). Yakni kumpulan gejala yang didominasi oleh perubahan emosi dengan atau tanpa gejala fisik.

Untuk gejala fisik, yakni nyeri perut (kram atau dysmenorrhea), pusing berkunang-kunang, lemas, letih, lesu, lelah, tidak bertenaga serta pucat. Juga kembung, nyeri payudara, perubahan selera makan.

Sementara gejala emosi biasanya perempuan yang sedang menstruasi emosinya tidak stabil atau sensitif, mengalami perubahan suasana hati, cemas, depresi dan lainnya.

“Perempuan yang peka terhadap hormon estrogen, maka akan mengalami gejala fisik dan emosi,” ujarnya.

Siklus menstruasi normalnya terjadi setelah 21 sampai 35 hari. Setiap perempuan siklus menstruasinya berbeda, ada yang setiap 21 hari, ada yang 28 hari dan ada yang 35 hari.

“Menstruasi dipengaruhi oleh otak, jika kita stres maka menstruasi menjadi tidak teratur. Akan mundur,” jelasnya.

Periode menstruasi pun bervariatif, mulai dari dua sampai tujuh hari. Namun, rata-rata hanya empat hari. “Perempuan yang rajin olahraga, menstruasinya cepat selesai,” tambahnya.

Ia menjelaskan jumlah rata-rata darah dan cairan yang dikeluarkan pada saat menstruasi adalah 35 sampai 50 mililiter atau setara dengan empat sampai 12 sendok makan. Namun, dapat juga antara 10 mililiter yang biasa disebut hypomenorrhea yaitu darah menstruasi yang keluar hanya sedikit.

Bahkan ada yang sampai 80 mililiter, dikenal dengan hypermenorrhea, yaitu darah yang keluar banyak sekali, biasanya terjadi saat masuk masa menopause.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement