REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dian Novitasari
WNI sekaligus Peneliti di Japan Advanced Institute of Science and Technology/JAIST
Satu pesan indah ingin disampaikan sekelompok mahasiswa dan peneliti Muslim yang sedang menimba ilmu pascasarjana di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST). Kampus ini merupakan universitas negeri yang berada di Kota Nomi, Prefektur Ishikawa, Jepang.
Mereka membuka stan pameran mengenai kebudayaan Islam pada ajang tahunan JAIST Festival 2016 pekan kedua Oktober ini. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh sebuah organisasi ekstrakurikuler JAIST Muslim Circle (JMC).
Festival kali ini terbilang unik sebab panitia memasukkan Syria, sebagai salah satu materi pameran. Jika selama ini ada yang bingung mengenai informasi berkaitan dengan konflik Syria, di acara ini pengunjung bisa leluasa bertanya langsung pada salah satu panitia yang benar-benar warga asli Kota Aleppo, Syria.
Panitia juga menampilkan berbagai produk hasil buatan tangan para wanita Syria. Pengunjung yang membelinya otomatis telah membantu warga Syria untuk tetap mendapatkan pekerjaan di tengah krisis dan konflik yang berkepanjangan. Penyaluran donasi dengan membeli produk asli Syria ini bisa dilakukan setelah pameran berlangsung di luar acara festival.
Selain Syria, ada lima budaya Islam dari negara lainnya yang ditampilkan, yaitu Indonesia, Malaysia, Bangladesh, India, dan Pakistan. Festival ini juga menampilkan poster mengenai lima pilar dalam Islam atau di Indonesia, kita mengenalnya dengan istilah rukun Islam. Ada juga poster edukasi mengenai topik halal.
Lebih dari 200 orang pengunjung memadati ruangan kuliah berukuran sekitar 6X6 meter. Pameran berlangsung selama kurang lebih lima jam. Begitu memasuki ruangan, pengunjung disambut oleh staf pameran yang memberikan selembar kertas berisikan kuis dengan total lima pertanyaan.
Seluruh pertanyaan harus dijawab dengan benar untuk mendapatkan bingkisan gratis dari panitia. Pertanyaan yang diajukan, di antaranya, mengenai jumlah rukun Islam, nama ibu kota Syria, rupa dan jenis makanan halal, serta nama penutup aurat wanita. Panitia berharap jawaban dari para pengunjung membuat mereka lebih mengenal budaya Islam meski hanya sedikit.
Pengunjung juga bisa mencoba mengenakan busana Muslim yang disediakan dan foto bersama. Busana Muslim yang disediakan juga berasal dari berbagai negara. Dari Indonesia, panitia menampilkan gamis dan jilbab berwarna pastel dari Kiciks Muslimah, salah satu fashion brand Muslimah buatan anak negeri.
“Ii..ii..., suteki, o fuku wa kawai,daisuki da yo (Bagus, bagus, bajunya cantik, saya suka memakainya)," ujar seorang pengunjung bernama Yuko-sanyang, saat mencoba salah satu busana Muslimah yang dipamerkan.
“Ide pamerannya bagus sekali. Saya tidak menyangka ternyata banyak teman non-Islam yang ingin tahu tentang Islam dan bagaimana rasanya, menggunakan pakaian Muslim plus jilbab. Semua yang mencoba pakai jilbab, kawai (cantik),” kata pengunjung lain bernama Agrina.