Ahad 08 Jun 2014 13:42 WIB

Visi SDM Iptek dalam Pilres 2014

Doddy Cleveland Hidayat
Foto: Istimewa
Doddy Cleveland Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Doddy C H Putra / Forum Alumni Muda (FAM)

Indonesia bersama beberapa negara dipercaya akan menjadi salah satu negara dengan perekonomian terkuat di dunia.  Enam negara yang di kenal sebagai IBRICS, yaitu Indonesia, Brazil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan. Semua negara itu tergabung dalam kelompok G-20 diramalkan berpotensi memimpin perekonomian dunia.

Ada berbagai faktor mengapa Indonesia menjadi salah satu negara yang diperhitungkan menjadi salah satu negara dengan perekomian terkuat. Faktor pertumbuhan ekonomi, kestabilan politik, Sumber Daya Alam yang berlimpah, jumlah penduduk yang besar termasuk angkatan kerjanya, dan juga kualitas SDM yang  semakin meningkat menjadi berbagai faktor utama.

Namun keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia yang telah meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia dari USD 2000 pada tahun 2004 dan menjadi Rp 35 juta pada tahun 2014 serta pertumbuhan ekonomi yang selalu berada di atas 6 % menjadi satu catatan istimewa bergeraknya perekonomian negeri nusantara ini, walau tentu masih banyak yang perlu di koreksi.

Keberhasilan perekonomian ini tentu harus dipertahankan dan ditingkatkan. Dan sebagai anak bangsa, seyogyanya sadar dan memahami bahwa prediksi Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terkuat hanya tinggal catatan di atas kertas tatkala pembangunan Indonesia berjalan stagnan terlebih bila mundur ke belakang dan berdampak pada perekonomian serta kesejahteraan rakyat.

Pembangunan dan kemajuan suatu negara tidak terlepas dari unsur  membangun Sumber Daya Manusia (SDM). Indonesia adalah negeri yang kaya raya Sumber Daya Alamnya namun tidak menjadi jaminan rakyatnya akan makmur sejahtera tatkala kualitas SDM nya tidak pada level yang semestinya.

Membangun SDM juga tidak akan lepas dari unsur pembangunan sumber daya IPTEK.  Mengutip dari Deputi Bidang Sumber Daya Iptek Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), Professor Freddy Permana Zen :” Pentingnya sumber daya IPTEK sama pentingnya dalam membangun Indonesia. Sumber daya manusia tidak hanya sekolah, namun juga ditunjang kreativitas dan inovasi sehingga diperlukan sarana dan prasarana dan informasi IPTEK. Selain itu Sumber daya manusia yang produktif merupakan penggerak pertumbuhan ekonomi. “Untuk menghasilkan tenaga kerja yang produktif, maka diperlukan pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan. Oleh karena itu peran pendidikan tinggi sangat penting, antara lain untuk menghasilkan tenaga kerja yang unggul dan produktif, yang semakin mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan, untuk meningkatkan nilai tambah kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.

Sesungguhnya pemerintahan sekarang pun sudah menunjukkan keberpihakan pada pembangunan SDM. Anggaran pendidikan pada APBN 2014 adalah sebesar Rp 371,2 triliun naik dibandingkan anggaran pendidikan tahun 2013 yang sebesar Rp 345,3 triliun. Anggaran ini adalah 20% dari total anggaran APBN. Sudah seharusnya pemerintahan terus mengalokasikan dana APBN dengan porsi yang besar untuk meningkatkan kualitas SDM termasuk SDM IPTEK.

Terkait dengan pemilihan Presiden yang sebentar lagi menjelang, visi pembangunan SDM mustinya menjadi salah satu perhatian utama. Visi SDM mustinya juga berpijak pada program sebelumnya yang telah berjalan. Jangan sampai program pengembangan SDM yang telah terealisasi pada saat ini terganggu dengan adanya pergantian kekuasaan. Amanah dari Undang-Undang harus terus di implementasikan bagi kebaikan dan kemajuan anak bangsa.

Akhirnya sebagai bangsa kita berharap bahwa Pemilihan Presiden tahun 2014 ini akan menghasilkan Pemimpin yang memajukan Indonesia serta memiliki perhatian besar terhadap pengembangan SDM IPTEK sebagai pilar menuju perekonomian Indonesia yang kuat yaitu meningkatnya pendapatan per kapita penduduk dari Rp 35 juta menjadi minimal Rp 60 juta dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen per tahun menuju pertumbuhan di atas 10 persen, meningkatnya pemerataan dan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi jurang antara si miskin dan si kaya (menurunkan Indeks Gini dari 0,41 menuju 0,31) dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari sekitar 75 mencapai 85, yang membawa bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan bangkitnya Indonesia menjadi macan asia...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement