Jumat 04 Jul 2014 18:00 WIB

Pilpres, Piala Dunia dan Ramadhan (2)

Iqbal Setyarso
Foto: Istimewa
Iqbal Setyarso

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Iqbal Setyarso (Direktur Komunikasi ACT)

Menangkan Ramadhan!

Pilpres, jelas event kelas nasional. Ia event kebangsaan bagi Indonesia. Setiap orang Indonesia – dan dengan sedikit bangsa lain, itupun orang-orang tertentu yang berkepentingan - peduli dengan pilpres di Indonesia. Orang  Indonesialah paling sibuk bersikap seputar pilpres.

Piala dunia, sesuai namanya, tentu event dunia. Ia melibatkan perhatian manusia sejagat, tak peduli sebuah bangsa atau negara memiliki kesebelasan yang bertanding dalam event itu atau tidak. Event ini menyedot partisipasi luar biasa: sedunia rela meluangkan waktu menyaksikan pertandingan, langsung atau melalui stasiun televisi.

Ramadhan? Tentu ia event dunia dengan tingkah partisipasi aktif setiap muslim di mana pun ia berada, sepanjang seseorang faham wajibnya berpuasa. Bedanya, pilpres dan piala dunia, segera bisa dirayakan kemenangannya. Dalam pilpres, polisinya Komisi Pemilihan Umum/KPU dan Badan Pengawas Pemilihan Umum/Bawaslu. Piala Dunia dinaungi Federation Internationale de Football Associations (FIFA). Event Ramadhan? Tentu saja Allah Sang Maha Pencipta menjadi penilai dan pemberi pahala dan sanksi atas amal Ramadhan bagi setiap Muslim. Pun, tak serta merta ketahuan pemenangnya.

Tulisan ini hanya mengingatkan diri saya, betapa dua event pertama (pilpres dan piala dunia), menyihir banyak orang di negeri berpenduduk muslim terbesar  di dunia ini sampai abai menghormati Ramadhan, pembawa bingkisan reward luar biasa bagi segenap pertobatan atas gelimang dosa, pelipatgandaan ganjaran atas setiap amal saleh, beribu pintu pencerahan dan kebahagiaan hakiki.

Tulisan ini juga ingin menyentil kuping saya sendiri agar tak lena. Apakah cacian, bahkan fitnah masih akan ramai karena kehendak kuat menangnya sang kandidat pilihan, dalam suasana Ramadhan? Apakah keasyik-masyukan kita memelototi si kulit bulat di lapangan piala dunia bakal menggeser perlakuan kita atas Bulan Rahmat - Ramadhan? Bahkan menurut jadual, final Piala Dunia akan berlangsung di hari kerja di pagi hari? Bagaimana subuh kita dan bagaimana konsentrasi kerja kita? Ba’da sahur bukannya khidmad lakoni shalat subuh, mendengarkan taushiyah, tapi melek dan dag dig dug cermati laga dua finalis piala dunia.

Menangkan Ramadhan! Partisipasi pilpres, jangan abaikan etik. Kalau amal saleh saja ganjarannya berlipat, bagaimana dengan kecurangan, provokasi dan fitnah demi tujuan kemenangan politik? Bukan ‘takut kalah’ yang kita kedepankan, tapi lepas dari keridhan Allah. Piala Dunia? Apalagi. Sebatas keriangan sesaat, bolehlah. Tapi kalau sampai mengambil begitu banyak energi, melalaikan pada amal saleh yang lebih utama, alangkah ruginya.

Menang Ramadhan, adalah kesanggupan mengalokasikan energi hanya untuk kebaikan. Dilatih sebulan Ramadhan, berterusan selepas Ramadhan. Maka, event Ramadhan kita menangi salah satu cirinya, ketika ia menumbuhkan kebahagiaan duniawi. Semisal, saat kita sanggup berbagi kepada yang kurang beruntung. Kemenangan Ramadhan adalah kesanggupan memegang kendali diri, tak gampang sakiti orang lain dengan cara apapun, sebaliknya, berikhtiar bahagiakan sebanyak-banyak orang. Kedepankan perhatian pada event yang disiapkan Allah untuk kita ini. Selamat memenangkan Ramadhan!

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement