Senin 29 Feb 2016 08:39 WIB

Menanti Peran Nyata Indonesia dalam Konflik Rohingya

Red: M Akbar
Sejumlah pengungsi muslim etnis Rohingya mengangkut barang milik mereka dari BLK penampungan sementara menuju rumah barak di Desa Blang Ado, Kuta Makmur, Aceh Utara, Provinsi Aceh. Kamis (6/8).
Foto: Antara/Rahmad
Sejumlah pengungsi muslim etnis Rohingya mengangkut barang milik mereka dari BLK penampungan sementara menuju rumah barak di Desa Blang Ado, Kuta Makmur, Aceh Utara, Provinsi Aceh. Kamis (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Jusrianto (Pengamat Hubungan Internasional, Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang)

Konflik yang berkepanjangan antara masyarakat Rohingya dan masyarakat Rakhine telah memakan korban. Sedikitnya 6.000 nyawa melayang. Etnis Rohingya sebagai kelompok minoritas menjadi korban dari tindakan konflik kekerasan yang luar biasa.

Bukan hanya pembunuhan massal atau genosida (pembasmian) yang terjadi. Masyarakat Rohingya harus mengalami pengusiran untuk keluar dari bumi Myanmar--bumi yang menjadi tumpah darah mereka. Tercatat sekitar 800.000 etnis Rohingya harus mencari suaka politik ke negara lain, khususnya ke negara-negara ASEAN, seperti Indonesia, Filipina, dan Malaysia.

Tindakan diskriminasi, kekerasan, pembantaian, pembunuhan, pembasmian massal (genosida), dan pengusiran yang terjadi kepada etnis Rohingya sejatinya sudah tergolong sebagai tindakan pelanggaran HAM berat.

Tragedi Rohingya menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat Rakhine, yang terlibat langsung sebagai pelaku serta mendapat sokongan dari militer dan Pemerintah Myanmar, telah mengabaikan sisi kemanusiaan.

Oleh karena itu, menjadi tuntutan bagi Indonesia agar mengambil peran lebih besar. Pemerintah sepatutnya bisa turut membantu menyelesaikan permasalahan yang menimpa etnis Rohingya.

Pijakannya tentunya saja didasarkan atas panggilan semangat kemanusiaan. Bukankah perjuangan nilai-nilai kemanusiaan bagi Pemerintah Indonesia telah ditegaskan dalam Pancasila dan UUD 1945?

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement