REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Bambang Prayitno dan Eka Suwarna (Anggota dan Pengurus Keluarga Alumni KAMMI)
Hampir setahun ini, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh berita tentang anak muda peneliti asal Indonesia yang menemukan konsep dasar teknologi 4G. Konsep dasar temuannya menyatakan teknik double FFT (Fast Fourier Transform) dalam transmisi akan menjadikan teknologi transmisi masa kini menjadi lebih stabil.
Jika terwujud, hal tersebut menjadi terobosan paling baru dan mendekati puncak dalam bidang teknologi komunikasi. Cerita yang beredar tentangnya juga sangat menginspirasi. Dimulai dari 2005 ketika ia diremehkan atas proposal penelitian yang diajukannya untuk membuktikan teori saat diikutkan dalam International Conference. Ketika itu muncul keraguan oleh Chairman;''teknik double FFT ini 'useless' (tidak bisa digunakan).''
Padahal, gagasan untuk menggunakan double FFT itu justru demi 'membangunkan' kebanyakan ilmuwan bidang transmisi. Terutama ilmuwan yang merasa cukup dengan keyakinan bahwa transmisi OFDM (wifi) yang hanya memakai satu FFT itu adalah transmisi paling stabil
Komentar yang sama didapat saat kunjungan "visiting researcher" ke Australia. Ketika itu teknik double FFT ini tidak ada gunanya karena teknik lain seperti "bit loading" menjadi tidak bisa diaplikasikan.
Tapi ia "nekat" mempertahankan gagasan dan mematenkan temuannya. Saat mematenkan, sensei (guru atau profesor)-nya memberikan semangat;"Paten yang bagus adalah karya yang sederhana tapi hasilnya luar biasa dan tidak terpikirkan oleh orang sebelumnya."
Dengan bekal paten yang dianggap "useless" serta semangat pantang menyerah, ia kemudian membawa karyanya ke Amerika. Pemuda asal Indonesia ini hadir ke sebuah simposium tentang teknologi elektronik. Hebatnya lagi, ia menjadi wakil Asia.
Rupanya, disitulah ia mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari publik dunia yang sedang berkumpul di Kalifornia, Amerika. Di Amerika, publik menyambutnya dan memberikan panggung untuk membuktikan semua mimpinya
Dialah Khoirul Anwar. Lebih tepatnya Doktor Khoirul Anwar. Doktor dan peneliti muda dari Indonesia ini pernah aktif di Nara Institute of Science and Technology (NAIST). Ia mengkonsentrasikan diri dalam bidang penelitian transmitter. Konsentrasinya itu menemukan teknik transmisi dan teknologi Fourth Generation Long Term Evolution (4G LTE).