Senin 27 Jun 2016 23:15 WIB

Keluarga Islami Solusi untuk Mengatasi Kekerasan Seksual

Red: M.Iqbal
Tagar #NyalaUntukYuyun yang sempat meramaikan Twitter terkait dengan seorang siswi SMP, Yuyun yang tewas karena diperkosa
Foto: Dede Lukman Hakim
Balita melukis acak pada Festival Anak Bertanya di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Ahad (29/5). (Foto: Dede Lukman Hakim)

Di dalam keluarga peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak. Orang tua sebagai suri tauladan bagi anak ketika baru lahir sampai dewasa. Sikap yang baik maupun buruk dari orang tua akan ditiru anak ketika masih kecil.

Orang tua harus mengenalkan sikap (akhlak) yang baik dan ajaran-ajaran agama sebagai bentuk pembelajaran awal pada anak.

Sebab pada usia dini seorang anak mudah menyerap atau meniru sesuatu hal yang dia lihat pertama secara berulang-ulang dan tidak akan lupa dari ingatan memorinya sampai dewasa. Agama Islam, sebagai pedoman yang universal, telah mengatur segala urusan manusia di dunia sampai tata cara keluarga dalam mendidik anak.

Dalam keluarga Islam, seorang anak  pertama kali dididik untuk mengenal Allah SWT, Tuhan Maha Pencipta termasuk dirinya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13. "Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepada anaknya: “ Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar–benar kezaliman yang besar”

Anak ketika baru lahir didengarkan suara adzan, dengan tujuan waktu pertama kali menginjak dunia yang dikenal adalah nama Allah. Keluarga menjadi basis pertama dalam kewajiban mendidik anak. Orang tua menerapkan pendidikan usia dini pada anak.

Ketika masih bayi, terhitung dari umur satu hari sampai satu tahun, orang tua mendidik anak dengan mendengarkan bacaan-bacaan suci, seperti Alquran, adzan, atau sholawat Nabi Muhammad SAW. Alquran sebagai firman Allah SWT akan memberi pengaruh yang baik kepada orang yang membaca dan mendengarkannya. Apalagi kalau di dengarkan oleh seorang bayi yang masih suci, tentu akan memberikan respons positif terhadap otak sang bayi.

Sehingga ketika beranjak besar, dia akan selalu ingat dengan bacaan suci Alquran dan diharapkan akan memiliki akhlak seperti Nabi Muhammad SAW, seorang manusia yang sangat mulia budi pekertinya dan telah tertuang dalam penjelasan ayat-ayat dalam Al-Quran.

Pendidikan akhlak (adab perilaku bertata krama) adalah perkara yang sangat penting ditekankan orangtua pada anak. Karena setelah dia besar dan dewasa akan berjalan sendiri dengan mandiri menggapai impiannya. Bekerja dan mendapat pasangan hidup untuk membentuk keluarga baru.

Peran keluarga dalam mengajarkan akhlak kepada anaknya melalui tindakan atau perilaku dari masing-masing subjek di lingkungan keluarga. Diharapkan setiap keluarga dapat menciptakan lingkungan keluarga yang baik dan nyaman pada

anak. Seorang ibu memberi tuntunan yang positif dengan memperdengarkan kisah-kisah teladan para Nabi dan orang besar pada zaman dahulu kepada anak.

Seorang ayah juga dapat mengajarkan permainan yang mendidik atau gim agar anak tidak bosan dalam proses

memperoleh pengetahuan baru. Sikap sabar dan ihsan (baik) harus dimiliki oleh setiap orang tua. Jauhkan sesuatu yang tidak baik atau ucapan-ucapan negatif dari lingkungan belajar anak.

Jangan biasakan menggunakan kata-kata negatif atau kasar dalam mendidik anak. Seperti kata tidak, jangan, salah, bohong, dan lain-lain karena bisa memberi pengaruh negatif. Ucapan tidak baik terhadap anak juga bisa menurunkan semangat belajarnya atau bahkan mengganggu proses perkembangannya.

Maka, gunakanlah pilihan kata yang tepat seperti belum, sedikit lagi, terus berusaha jujur, dan lain-lain. Agar otak anak selalu merespons dan mendapat asupan positif untuk berbuat atau berinteraksi di lingkungan sekitar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement