REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fernan Rahadi/Editor Sepakbola ROL
Masyarakat pecinta sepak bola Indonesia dalam beberapa hari lagi diperkirakan akan kembali larut dalam euforia. Indonesia, yang akan diwakili Timnas U-23, mulai Senin (9/12) ini akan berjuang di ajang yang sangat bergengsi di tingkat regional, SEA Games.
Tak berlebihan rasanya jika masyarakat berharap Andik Vermansah dkk bisa membawa pulang medali emas dari Myanmar. Dua tahun lalu di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, medali itu nyaris saja diraih seandainya skuat Rahmad Darmawan (RD) tidak kalah secara dramatis dari Malaysia melalui adu penalti.
Setelah kesuksesan Timnas U-19 yang dibesut Indra Sjafri, wajar jika kini Timnas U-23 juga dituntut menggapai kesuksesan serupa. Bagi RD, ini adalah kesempatan keduanya timnya kalah menyakitkan dari tim Harimau Muda dua tahun lalu.
Peluang Indonesia kali ini bisa dibilang lebih besar dari dua tahun lalu karena tim akan diperkuat sejumlah pemain berpengalaman yang tampil dua tahun lalu. Sebut saja Andik Vermansah, Kurnia Meiga, dan Diego Michiels. Keberadaan mereka diharapkan mampu memberikan ketenangan pada pemain-pemain debutan macam Bayu Gatra, Andri Ibo, dan Alfin Tuasalamony.
Selain itu hasil-hasil di laga persahabatan menunjukkan performa Rahmad Darmawan menunjukkan peningkatan. Setelah tampil ala kadarnya di ajang Islamic Solidarity Games di Palembang, permainan Andri Ibo dkk terlihat semakin padu saat melakukan dua kali uji coba di Hongkong dan saat tampil di turnamen mini MNC Cup di Jakarta.
Tidak seperti timnas senior yang sering kesulitan mencari lawan tanding, Timnas U-23 terlihat relatif mudah mendapatkan partner bermain. Total bahkan mencapai sebanyak 19 laga uji coba dilakukan skuat Rahmad Darmawan sepanjang tahun 2013. Selain itu, persiapan tim juga tidak diganggu dualisme kepengurusan PSSI yang menyebabkan timnas senior terpuruk di ajang kualifikasi Piala Asia.
Kendala memang ada. Seperti diungkapkan RD, bahwa timnya saat ini kekurangan striker bertipe pembunuh. Dari total 19 laga uji coba yang dilalui timnas, bisa dihitung dengan jari berapa kali striker Garuda Muda sanggup membobol gawang lawan. Akhirnya, RD pun memutuskan hanya membawa dua striker murni saja pada ajang dua tahunan nanti, yakni Fandi Eko Utomo dan Yandi Sofyan.
Kualitas dua striker ini juga diprediksi tidak sehebatTitus Bonai dan Patrich Wanggai, dua striker yang membawa Timnas U-23 ke final dua tahun silam. Tampaknya, RD akan mengandalkan para pemain dari lini kedua seperti Dendi Santoso, Yohanes Pahabol, atau Andik Vermansah.
Langkah ini nyaris sama dengan yang dilakukan Indra Sjafri pada Piala AFF U-19 dan kualifikasi Piala Asia U-19. Hanya memiliki satu striker murni pada diri Mukhlis Hadi Ning Syaifulloh, Indra akhirnya mengandalkan para gelandang seperti Evan Dimas, Ilham Udin Armaiyn, dan Yabes Roni sebagai tumpuan serangan. Memang sudah menjadi tugas pelatih mengubah kelemahan tim menjadi sumber kekuatan.
Terkait lawan-lawan Indonesia nanti, pelatih sekelas RD sudah seharusnya tak perlu khawatir. Peta kekuatan tim-tim Asia Tenggara sebenarnya sudah bisa ditebak. Indonesia beruntung hanya akan bertemu dua tim yang patut diperhitungkan di babak penyisihan Grup B, Thailand dan tuan rumah Myanmar. Meskipun Timor Leste, yang sempat menahan imbang Garuda Muda di Sleman beberapa waktu lalu juga tak boleh diremehkan.
Dengan asumsi mampu mengalahkan Thailand dan setidaknya menahan imbang tuan rumah, maka tiket ke babak semifinal seharusnya sudah di tangan. Di babak tersebut, kemungkinan Indonesia akan menghadapi salah satu antara Malaysia atau Vietnam yang tampaknya akan menjadi dua besar terbaik di Grup A menyingkirkan Singapura, Laos, dan Brunei Darussalam.
Malaysia agaknya masih akan menjadi momok skuat Merah-Putih di level internasional. Setelah menjuarai Merdeka Tournament bulan September lalu, skuat Ong Kim Swee juga tampil tak mengecewakan di ajang Menpora Cup yang berlangsung di Bandung. Harimau Muda bahkan saat itu sanggup mengalahkan Sriwijaya FC dan menahan seri Persib Bandung.
Sementara itu, Vietnam juga menjadi salah satu kandidat peraih emas SEA Games edisi kali ini. Selain telah melakukan banyak partai uji coba, di antaranya mengalahkan tim lapis kedua Galatasaray dan Santos B, anak-anak asuhan Hoang Van Phuc tentunya juga ingin membalas dendam kekalahan 0-2 dari skuat RD dua tahun lalu di semifinal SEA Games 2011.
Harus disadari, faktor keberuntungan sangat berpengaruh untuk ambisi timnas meraih medali emas yang terakhir kalinya dipersembahkan kepada masyarakat Indonesia 22 tahun lalu, tepatnya ajang di SEA Games 1991. Meskipun demikian, wajar jika masyarakat menaruh harapan besar pada skuat Garuda Muda. Apalagi setelah kesuksesan Timnas U-19, banyak yang kini optimistis, bahwa saat ini adalah momennya Indonesia berjaya di ajang Internasional. Selamat berjuang Garuda Muda!!
*penulis biasa ngetwit di @fernanrahadi