Jumat 23 Mar 2018 05:07 WIB

Pancasila, Konflik Sosial, Balkanisasi: Fiksi Negara Bubar?

Jangan ada yang bertindak layaknya burung unta dan ingin dengar lagu 'wind of change'

Seorang lelaki tua, dengan sepeda ontel, melintasi depan rumah tempat persembunyian Ratko Mladic si Jagal Balkan, di desa Lazarevo, Beograd, Serbia, Sabtu (28/5).
Foto: AP
Seorang lelaki tua, dengan sepeda ontel, melintasi depan rumah tempat persembunyian Ratko Mladic si Jagal Balkan, di desa Lazarevo, Beograd, Serbia, Sabtu (28/5).

Oleh: Muhammad Subarkah*

Pada sebuah forum debat di televisi, pakar politik Salim Said menyatakan bila pernah ditanya mengenai mengapa Indonesia tak bisa menjadi negara maju, seperti Singapura, Korea Selatan, hingga Israel. Profesor itu dengan kocak menjawab karena orang-orang Indonesia merasa tak ada pihak yang mengancam atau menakutinya.

‘’Korea Selatan, Taiwan, Singapura maju karena mereka ada yang ditakuti. Taiwan takut sama Cina daratan. Korea Selatan takut sama Korea Utara. Singapura takut karena dia mayoritas masyarkat Tionghoa di tengah lautan Melayu. Israel takut karena berada di  tengah ‘lautan’ Arab maka dia takut dikremus. (Tapi) Indonesia, tidak ada yang ditakuti. Tuhan pun tidak ditakuti (di sini),’’ kata Salim disambut tawa terbahak dari para peserta diskusi.

Mengapa demikian? Salim lebih lanjut mengatakan, “Jadi, kalau Anda bertanya mengapa Indonesia tak bisa maju karena Tuhan pun tak ditakuti? Ini coba lihat orang yang ‘masuk’ KPK, semuanya pernah disumpah di bawah kitab suci atau berpegang pada Bible. Tapi sudah itu dia langgar sumpahnya, jadi dia tidak takut sama Tuhan.” Maka, Salim pun mengambil kesimpulan bila ‘satu bangsa yang tidak punya sesuatu yang ditakuti maka dia tak akan bisa maju.'

 

photo
 Muhammad Nazaruddin saat mendengar pembacaan putusan sela oleh Majelis Hakim di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.

Salim Said yang juga pengamat  film dan militer itu kemudian menambahkan soal perbedaan nasib Uni Soviet (USSR) dan Amerika Serikat. Mengapa satu negara tak bisa bertahan lama dan yang satunya bisa bertahan sampai kini atau hampir tiga ratus tahun.

“Mengapa Amerika berbeda dengan Soviet yang bubar? Soveit hanya 70 tahun bertahan dan kemudian bubar. Tanpa satu peluru dari Eropa atau seterunya Amerika Serikat. (Lalu) apa rahasianya bubar?” tanya Salim sejurus kemudian.

Setelah bertanya seperti itu, lelaki kelahiran Pare-Pare ini menjawab begini, “Karena Soviet tidak bisa menjawab tantangan zaman. Satu idelogi atau satu sistem politik kalau tidak bisa menjawab tantangan yang dihadapinya, dia akan bubar.”

Tak hanya itu, kemudian juga ada perbandingan antara Uni Soviet dan Amerika pernah melakukan perang dingin dengan berusaha saling meniadakan. Semua orang tahu senjata Uni Soyet kala itu sama canggihnya dengan senjata Amerika. Agen rahasia Soviet (KGB) juga sama hebatnya denga Amerika (CIA). Jadi, kata Salim, sebuah negara ternyata bisa akan bubar tanpa diserang.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia. Salim Said pada akhir diskusi sempat memberikan perenungan. ‘’Bisa gak Pancasila--terutama Sila Kelima--diwujukan. Dalam sebuah seminar saya katakan, bagaimana Pancasila bisa diwujudkan bila para pemimpin kalian melanggar sumpah. Ini negeri orang yang paling banyak melanggar sumpah adalah orang yang kita pilih!”

                                  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement