Jumat 16 Mar 2018 00:30 WIB

Mari Lindungi Anak dari Ponsel dan Pornografi

Kepentingan terbaik untuk anak harus lebih kita kedepankan.

Red: Agus Yulianto
Azimah Subagijo, Ketua Umum Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi
Foto: Republika/Darmawan
Azimah Subagijo, Ketua Umum Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Azimah Subagijo *)

Sebuah kamera ponsel merekam sebuah adegan di sebuah ruang tunggu entah dimana. Seorang ibu muda berjilbab bersama seorang anak duduk di sebuah kursi tunggu. Wajah sang anak terlihat bosan. Sambil memainkan ponsel ibunya, ia berusaha merajuk pada sang ibu. Tetapi, sang ibu hanya memintanya untuk tenang, tanpa mempedulikan apa yang sebenarnya dilihat oleh anak dari ponsel yang kemungkinan besar milik sang ibu. Sang ibu kembali hanyut memperhatikan sesuatu yang dinantinya semenjak tadi. Tanpa sengaja, kamera perekam itu pun kemudian menangkap beberapa detik materi yang dilihat oleh sang anak melalui ponsel di genggamannya. Ternyata, itu adalah sexual explicit material alias pornografi kelas berat. Dan yang melihatnya adalah seorang anak yang diperkirakan masih balita di tengah kerumunan orang banyak, siang hari dan disamping orang yang diperkirakan ibunya!

Kejadian penyebaran video anak dan ponsel porno ini (14/03/2018) sungguh sebuah fenomena yang memprihatinkan. Namun, lebih memprihatinkan lagi ternyata video pendek itu viral melalui aplikasi berbagi pesan WhatsApp (WA). Tak sampai 24 jam, tujuh WA group dan 2 WA jalur pribadi mengirimi saya video tersebut. Sudah hampir dipastikan video itu telah viral di dunia maya. Mungkin maksud orang yang merekam maupun yang menyebarkannya kembali ke WA-WA group atau aplikasi penyebar pesan lainnya bisa jadi, awalnya baik. Yaitu agar orang tua lebih perhatian dan mengawasi anaknya, terutama saat berinteraksi dengan ponsel.  Disamping itu,  juga sebagai pelajaran agar kejadian balita tersebut jangan sampai terjadi pada anak-anak kita.

Apalagi ternyata menurut seorang teman yang paham media digital, ditilik dari video singkat tersebut, menunjukan bahwa sang anak melihat materi porno itu dari materi yang sudah ada/tersimpan di ponsel. Jadi bukan berasal dari pencarian melalui internet. Tentu saja jika kondisi ini benar, fenomena ini makin menyesakan dada. Betapa ringannya seorang Ibu (jika benar pula itu ibunya) membiarkan putrinya yang masih kecil memainkan ponsel yang berisi materi pornografi.