REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai salah satu penyakit yang paling berbahaya, proses penyembuhan kanker payudara bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan semangat yang tinggi dari penderita serta dukungan positif dari keluarga serta lingkungan.
Hal inilah yang menjadi latar belakang hadirnya "Love Pink", komunitas yang dapat menjadi "rumah" bagi para wanita untuk bersama-sama berjuang melawan kanker payudara. Komunitas ini juga fokus pada kampanye pencegahan.
Seperti apa sebenarnya "Love Pink"?
"Love Pink adalah sebuah komunitas yang luar biasa, menjadi teman juga sahabat yang tidak hanya mangerti perasaan dan emosi para penyandang kanker payudara, tapi juga terus mengampanyekan supaya para wanita bisa terhindar. Tidak pernah bosan Love Pink menyerukan kampanye deteksi kanker sejak dini," ujar Samantha Barbara, Chair Person Love Pink beberapa waktu lalu di Jakarta.
Samanta menjelaskan, Love Pink digagas oleh dua orang sahabat Madelina Mutia dan Shanti Persada, yang berjumpa di tahun 2010. Keduanya telah sama-sama melalui puluhan kemoterapi. Mereka terus bergulat melawan penyakit mematikan itu, menghadapi segala bentuk perubahan emosional, sampai kemudian harus merelakan bagian tubuh yang amat berharga bagi seorang wanita.
“Mereka bertemu, saling menguatkan satu sama lain. Mereka merasa ketika saling memberikan support oleh sesama penderita kanker, ada rasa dan semangat yang berbeda dibandingkan ketika disemangati oleh yang tidak mengalami kanker,” ujar dia.
Setelah melewati serangkaian proses yang melelahkan itu, keduanya memutuskan untuk membagi semangat terhadap wanita-wanita yang juga didiagnosa kanker payudara. Satu, dua, tiga, empat, hingga terkumpul 50 orang pada bulan Oktober 2013.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook