Sabtu 14 Sep 2013 08:37 WIB

Ujung Kulon Trip ala Backpacker Community

Backpacker Community di Pulau Peucang, Ujung Kulon.
Foto: Backpacker Community
Backpacker Community di Pulau Peucang, Ujung Kulon.

It's not about destination, it's about the journey!

"Rindu aku rindu kamu jadi satu..." Cuplikan lagu Doel Sumbang yang setiap pagi saya dengar dari mulut sang Papa ketika masih kecil.

"Jika kamu bosan, pergilah ke tempat yang belum pernah kamu kunjungi. Jika kamu sedih, pergilah ke masjid terdekat. Dan, jika kamu kehabisan uang, jangan pergi mencari Papa," celetuknya sambil tertawa.

Kali ini aku rindu dan bosan dengan segala rutinitas, sehingga membuatku teringat kata-kata sang Papa. Dengan bekal uang yang pas-pasan dan akses ke Google untuk mencari tahu info-info tempat wisata, muncullah nama "Ujung Kulon".

Ujung Kulon, sebuah tempat wisata di ujung Banten dengan perjalanan yang cukup rumit dan menantang. Kami menyewa 2 mobil dari Jakarta dengan peserta berjumlah 12 orang. Rombongan berangkat dari Jakarta pada Jum'at malam pukul 21.00 dan tiba di wisma, daerah Sumur, sekitar jam 4 dini hari.

Usai sholat Shubuh dan sarapan pagi, dimulailah petualangan kami ke Peucang Island. Dari Sumur ke Peucang Island memakan waktu kurang lebih 3,5 jam. Sebelum ke Peucang, kami mampir dulu di Pulau Bandul untuk snorkeling, tapi menurut saya spot-nya kurang menarik. Alhasil, kami pun langsung cabut ke Pulau Peucang.

Wow, Peucang Island nilainya 8 dari 10. Pasirnya yang putih, lautnya yang biru jernih, dan udaranya yang sejuk. Saya suka dengan kesepian di pulau ini, tenang, tentram, dan bersyukur alhamdulillah. 

Memandang ke depan, terlihat teman-teman yang tengah asyik menikmati suasana. Ada pasangan Dimas dan Ara yang sedang berfoto narsis, ada Dafe yang sibuk dengan alat pancingnya yang patah, ada pasangan kakak-adik Sandi dan Dewi yang berlari-lari saling foto, ada Tim Rasuna yang sedang berfoto-foto menikmati laut, dan saya yang asyik sendiri mengamati kalian semua sambil duduk di tepi pantai.

Apa yang kamu lihat di Pulau Peucang? Jawabnya, babi hutan, monyet, rusa dan burung-burung yang bersuara indah. Awas, jangan menggoda monyet yang ada di sini, bisa dicakar! Setelah puas dengan Pulau Peucang, kami pun menuju ke Handeleum untuk canoing. Dengan perahu kecil, kami menyusuri sungai-sungai sambil mendengarkan kicauan merdu para burung. Di sungai ini hidup aneka reptil dan mamalia.

Perjalanan hari pertama sungguh melelahkan. Setelah makan malam dengan menu yang luar biasa enak, ikan bakar, sayur bening dan teman-temannya, cukup membuat kami langsung tertidur.

Alarm pagi berbunyi dan kami pun sudah siap untuk trakking ke Gunung Honje. Mungkin lebih tepat susur hutan kali ya, di sini sepi. Rasanya senang sekali saat ketemu air terjun, begitu adem, sejuk dan seksi. Haha... harus ekstra hati-hati untuk menuju air terjun di sini, jalanan yang licin dan curam cukup menantang. Tapi kami di sini saling membantu dan alhamdulillah senyum tetap terpancar. Jika semua tersenyum, maka hal-hal di sekitar pun ikut tersenyum, asal jangan mengganggu.

Tak terasa siang pun menghampiri kami dan mengharuskan kami untuk kembali ke Jakarta. Dari wisma, kami check out jam 2 siang dan sampai di Jakarta jam 11 malam. Memang capek, tapi mengesankan, alhamdulillah.

Setiap perjalanan adalah hadiah terindah dari Sang Maha Kuasa. Bersyukur untuk kebersamaan dan keselamatan yang Allah SWT berikan kepada kami. Terima kasih kepada teman-teman super yang sudah bersama saya ikut trip ujung kulon ini: Sri, Desti, Dewi, Indri, Yusrida, Ara, Dimas, Dafe, Andi, Agus dan Sandi.

Ayo, yang belum ke Ujung Kulon wajib datang ke sana ya. Orang sana ramah-ramah dan baik. Thanks God, selalu ingat firman-Nya "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan". Kembali ke Jakarta dengan aktivitas yang sama, tapi dengan hal yang baru.

Thanks

SCHINTA

Rubrik ini bekerja sama dengan

Backpacker Community

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement