RIO DE JANIERO -- Dari lima kali keikutsertaan Kolombia di ajang Piala Dunia, Los Cafeteros tidak pernah sekalipun melangkah lebih jauh dari babak 16 besar. Tapi, catatan itu berakhir di Piala Dunia 2014. Kolombia pun berhasil mencetak sejarah dengan melangkah ke fase perempat final Piala Dunia usai menyingkirkan Uruguay 2-0 di laga kedua babak perdelapan final, Ahad (29/6) dini hari WIB.
Penyerang Kolombia James Rodriguez tampil sebagai aktor utama keberhasilan tim besutan Jose Pekerman tersebut. Menghadapi sesama wakil Amerika Selatan, Mario Yepes dan kawan-kawan memang tampil lebih tenang ketimbang lawannya, Uruguay.
Kolombia akhirnya berhasil mengambil kendali permainan lewat besarnya penguasaan bola. Sementara, Uruguay justru tampil terburu-buru dan kerap membuang peluang. Absennya Luis Suarez benar-benar membuat La Celeste kesulitan untuk membangun serangan.
Seperti halnya laga antara dua tim Amerika Selatan, laga di Stadion Maracana itu pun berlangsung keras. Paling tidak, terjadi 36 kali pelanggaran dan wasit Bjorn Kuipers harus mengeluarkan tiga kartu kuning, dua untuk pemain Uruguay dan sisanya atas nama pemain Kolombia. Tapi, Kolombia terbukti jauh lebih unggul dalam memanfaatkan celah di lini belakang Uruguay dan terus mengancam gawang Uruguay yang dikawal Fernando Muslera.
Jika Uruguay tampak tidak berdaya tanpa kehadiran Luis Suarez, pemain andalan Kolombia James Rodriguez justru tampil dalam performa terbaiknya. Penyerang AS Monaco itu memborong dua gol sekaligus mengantarkan timnya untuk pertama kali berlaga di babak perempat final.
Penyerang berusia 22 tahun itu memulai aksinya pada menit ke-28 lewat sebuah tendangan voli kaki kiri dari luar kotak penalti. Usai menahan bola dengan dada, Rodriguez langsung berbalik badan kemudian melepaskan tendangan voli ke arah pojok kiri gawang Uruguay dari jarak sekitar 19 meter.
Upaya Uruguay untuk menyamakan kedudukan kerap gagal. Para pendukung La Celeste di Stadion Maracana malah terdiam saat babak kedua baru berjalan lima menit. Berawal dari kerja sama apik di lini tengah, Rodriguez berhasil menyelesaikan sebuah serangan cepat dari Kolombia.
Mantan pemain FC Porto itu memaksimalkan umpan sundulan Juan Cuadrado. Selain mampu membawa Los Cafeteros ke babak perempat final Piala Dunia 2014 dan menyingkirkan Uruguay, dua gol Rodriguez ini juga mengantarkan mantan pemain FC Porto itu sebagai top skorer sementara Brasil 2014 dengan raihan lima gol dari empat laga.
Rodriguez menyebut, laga ini merupakan salah satu laga impiannya. Terlebih, bisa mencetak gol di salah satu stadion paling populer di Brasil, Stadion Maracana. Tapi, Rodriguez menyebut, keberhasilan ini adalah kesuksesan tim dan Piala Dunia 2014 menjadi torehan manis buat seluruh tim Kolombia.
''Sekarang, semuanya akan bertambah sulit buat kami dan kami harus bisa bekerja lebih keras lagi. Tapi, saya yakin, kami bisa terus melangkah,'' kata Rodriguez yang terpilih sebagai pemain terbaik di laga tersebut, seperti dikutip laman resmi FIFA.
Pemain yang mengantarkan Porto menjadi juara Liga Europa musim 2010/2011 itu memang harus bisa bekerja lebih keras di babak perempat final. Pasalnya, Los Cafeteros bakal berhadapan dengan tim tuan rumah, Brasil, di Stadion Castelao, Fortaleza, Jumat (4/7). Sementara, pelatih Kolombia, Jose Pekerman, tidak lupa untuk memberikan pujian kepada Rodriguez.
Kunci kemenangan timnya, lanjut pelatih asal Argentina, adalah keberhasilan tampil solid dan mampu mencetak gol pada babak pertama. Pekerman pun mendedikasikan kesuksesan melangkah ke babak perempat final ini untuk masyarakat Kolombia.
''Saya ingin mempersembahkan kemenangan ini untuk Kolombia dan tim ini karena mereka memang layak mendapatkannya. Kami tahu betul kekuatan Uruguay dan bisa tampil solid. Kepercayaan diri tim dan James Rodriguez tengah berada di kondisi tertinggu usai laga ini,'' kata Pekerman di laman resmi FIFA.
Sedangka, pelatih Uruguay Oscar Tabarez mengakui, penampilan Kolombia jauh lebih baik dari anak-anak asuhnya. Tabarez pun memuji secara khusus penampilan lini serang Kolombia. Selain itu, Tabarez menilai, anak-anak asuhnya tidak bisa tampil efisien, terutama saat sudah tertinggal satu gol. Kendati gagal mengulangi prestasi pada Piala Dunia 2010, Tabarez mengaku bangga dengan perjuangan yang ditampilkan anak-anak asuhnya di laga tersebut.
''Sangat mudah menganalisis laga tersebut. Saat kamu menang, tentu ada sukacita, tapi saat kamu kalah tentu ada kesedihan. Secara keseluruhan, kami kalah dari lawan yang benar-benar sulit. Tapi, saya sudah cukup bangga dengan penampilan para pemain karena mereka telah memberikan segalanya,'' kata Tabarez, seperti dikutip Football-Italia.rep:reja irfa widodo ed: abdullah sammy