Senin 19 Jan 2015 17:00 WIB

Arif Wibowo, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk: ‘Menjahit Ulang Rute-Rute Prioritas’

Red:

Tahun lalu adalah masa yang berat bagi banyak jenis bisnis, tak terkecuali maskapai penerbangan. Merosotnya nilai tukar dan pertumbuhan ekonomi di bawah target berpengaruh besar pada jumlah penumpang dan beban yang dihadapi perusahaan. Kini, pada 2015, sejumlah peluang untuk tampil lebih baik sudah terlihat. Maskapai flag carrier Garuda Indonesia pun ikut bebenah agar tak ketinggalan momen pada tahun ini. Dengan kepemimpinan yang baru, Garuda siap mengepakkan sayap menuju capaian lebih baik. Berikut perbincangan wartawan Republika Aldian Wahyu Ramadhan dan EH Ismail dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Arif Wibowo.

Bisa dijelaskan peta kondisi bisnis penerbangan dunia pada 2014?

Seluruh maskapai mengalami kesulitan pada 2014. Bahkan, maskapai nasional banyak yang berhenti beroperasi. Misalnya, Merpati, Sky Aviation, Tiger, Batavia, dan Mandala. Di ASEAN juga banyak yang mengalami kerugian. Walaupun, misalnya, Singapore Airlines (SQ) tidak merugi, keuntungannya merosot drastis.

Berhenti beroperasinya sejumlah maskapai disebabkan adanya turbulensi pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi. Kemudian, pelemahan mata uang seluruh ASEAN terhadap dolar AS. Nilai tukar juga berpengaruh besar terhadap kuantitas orang yang melakukan perjalanan. Indonesia mengalami pelemahan nilai tukar rupiah cukup dalam. Selain itu, harga avtur pada tahun lalu masih tinggi.

Sebelumnya, pada 2010 sampai dengan 2012, pertumbuhan ekonomi dan penumpang penerbangan bagus di semua kawasan Asia. Pada periode tersebut, Amerika dan Eropa yang perekonomiannya menurun. Sebaliknya, perekonomian Asia Pasifik naik.

Apa pelajaran yang dapat ditarik dari kondisi tersebut ? SQ kan tetap bisa untung walaupun diprediksi keuntungannya tergerus.

Kalau yang pertama sudah pasti Garuda harus semakin efisien menghadapi pergulatan persaingan dalam dunia penerbangan. Karena, produk bagus pun tidak cukup apabila tidak efisien. Penurunan harga pasar salah satu solusinya adalah harus bisa memangkas biaya. Tapi, tetap tidak mengurangi nilai dan branding kita. Maka, Garuda tidak boleh turun kelas karena sudah bintang lima malah harus bisa bintang lima plus ke depannya. Itu menjadi tugas kita untuk rebound pada 2015.

Tahun lalu, yang tumbuh secara positif adalah Citilink. Saya yakin Citilink sudah untung pada 2015. Walaupun saya sudah tidak di sana, saya sudah bangun fondasinya. Membangun fondasi yang sistemik, membangun kultur yang harus ditularkan dari satu orang ke orang lain, dan harus menjadi kultur yang tidak boleh berubah. Kultur tersebut dijaga dengan kepemimpinan.

Jadi, memang kita perlu membangun semangat menghadapi krisis dengan cara membuat krisis secara buatan. Pasalnya, apabila terbiasa menghadapi krisis orang harus kerja harian, bahkan kalau perlu per menit. Makanya, kita harus membuat dashboard. Dashboard adalah alat ukur yang melihat ke depan, bukan yang ke belakang. Kita harus tutup kaca spion saja. Menanjak tidak melihat spion. Secara global, harga avtur turun, jadi asumsi bisnis kita pada 2015 harga avtur 75 sen per liter rata-rata dari Januari sampai Desember.

Fokus utama Garuda sekarang adalah menguatkan jaringan di Asia dan menambah frekuensi penerbangan umrah. Enam pesawat jenis Airbus A330 yang sudah dilunasi dan resmi menjadi milik Garuda akan dikonversi menjadi penerbangan ekonomi seluruhnya. Selain itu, juga akan digunakan untuk penerbangan haji.

Garuda juga akan masuk ke pasar Cina. Cina untuk tahap awal rutenya empat kota, Beijing, Shanghai, Kanton, dan Hong Kong. Penetrasi pasar di sana harus kuat. Di luar yang empat tadi masih ada lagi, terdapat 10 kota.

Satu provinsi di Cina minimal berpenduduk 150 juta. Provinsi Guangzhou, misalkan, berpenduduk hampir 200 juta. Namun, pasar tersebut tidak mudah. Hal tersebut sudah saya rasakan sewaktu masih menjabat sebagai presiden direktur Citilink. Banyak maskapai yang juga melirik ke sana juga.

Sekarang Garuda sedang melakukan reposisi. Frekuensi penerbangan diefisiensikan. Contohnya, frekuensi ke Tokyo yang tadinya empat kali dikurangi menjadi dua. Rencana buka rute Jakarta-Nagoya akan ditunda. Alasannya, daripada rute tersebut lebih baik diganti ke rute menuju Cina dan Timur Tengah. Lalu, ada penyesuaian kapasitas. Rute Denpasar-Brisbane, Australia, akan ditutup dulu. Fokusnya pada penerbangan ke Cina dan umrah.

Penerbangan rute Taiwan sudah sempat buka, tapi pada tahun lalu ditutup. Untuk wilayah Eropa, kita sedang maintain dulu. Dari langkah tersebut terdapat sisa empat pesawat Airbus 330. Keempat pesawat itu akan dihentikan sewanya lebih awal. Kemudian, Boeing 737 Classic yang berjumlah lima akan dijual. Alasannya, selain tidak efisien, juga sudah terlalu tua. Usianya sudah di atas 12 tahun.

Garuda akan fokus menggunakan pesawat Boeing 777, Airbus A330, Boeing 737-800, Bombardier CRJ, dan ATR. Garuda masih banyak tidak memiliki rute di Indonesia bagian timur. Rute pengumpan ATR akan dikuatkan. Akan tetapi, Garuda tidak akan masuk ke jalur yang belum pernah dirambah. Sedangkan, pesawat Bombardier CRJ digunakan untuk rute-rute by pass.

Di mana posisi Garuda dalam percaturan bisnis airline premium dunia?

Garuda Indonesia termasuk tujuh maskapai terbaik di antara maskapai bintang lima dunia. Jadi, setelah itu targetnya lima terbaik, selanjutnya tiga terbaik. Pokoknya tidak boleh cepat puas. Harus ditantang terus. Itu yang menjadi tantangan kita ke depan.

Jadi, jangan sampai karena secara finansial Garuda pada 2014 jelek semua akan turun. Itu tidak boleh. Kita butuh rebound tahun ini dan tahun depan. Mungkin kita ekspansi secara agresif setelah tiga tahun. Ini kita coba kecepatan ekspansi diturunkan. Tadinya, ekspansi dilakukan secara cepat dan masif.

Jumlah pesawat ada berapa?

Saat ini 130 pesawat. Sampai akhir tahun 145 pesawat. Tambahan unit pesawat untuk menambah frekuensi, kemudian lebih banyak regional dan domestik. Untuk rute-rute pengumpan. Lima jenis pesawat, yakni Boeing 777, Airbus A330, Boeing 737-800, Bombardier CRJ, dan ATR. Total ada lima.

Pesawat-pesawat tersebut untuk melayani berapa rute?

Sekarang berjumlah 126 rute. Nanti rencana akan ditambah menjadi 150 rute. Sedangkan, frekuensi penerbangan pada 2014 sekitar 610. Tahun ini akan ditambah 12 persen dengan tambahan pesawat itu.

Komposisi rute dalam negeri berapa?

Dari 126 rute, komposisi kira-kira dalam negeri sekitar 90 rute. Baru sisanya luar negeri. Karena, luar negeri ini termasuk yang harus kita kelola dengan baik. Karena, kita menghadapi persaingan yang lebih berat di luar negeri. Karena, 20 rute utamanya yang perlu saya jadikan fokus ini sekarang. Jadi, untuk me-rebound Garuda saya fokus di 20 rute utama itu.

Fokus 20 rute itu ke mana saja?

Jepang, dengan rute mulai dari Tokyo-Jakarta, Tokyo-Denpasar, Osaka-Jakarta, dan Osaka-Denpasar. Kemudian, Australia, Sydney-Jakarta, Sydney-Denpasar, Melbourne-Jakarta, Melbourne-Denpasar, Brisbane-Denpasar, Perth-Jakarta, dan Perth-Denpasar. Itu saja sudah 21. Dua puluh rute itu yang menjadi fokus.

Bagaimana dengan rencana fokus ke Cina?

Kita restrukturisasi, tapi direposisi nanti untuk tambah China. Cina itu di luar empat tadi sebenarnya ada 10 kota, tapi bertahap.

Timur Tengah fokusnya umrah saja?

Sementara umrah saja. Karena, umrah ini sebenarnya pasarnya di luar Jakarta. Kita akan kuatkan di Makassar, Medan, dan Surabaya. Kemarin, saya sedang mengalkulasi bagaimana kalau Solo ya. Tapi, kan Solo dekat di antara Jakarta dan Surabaya. Tapi, ada yang kuat juga Banjarmasin. Sementara, Banjarmasin kita tarik ke Makassar.

Paling konkret menggarap pasar Cina ya?

Cina outbound turisnya mencapai 100 juta orang. Namun, yang ke Indonesia baru 700 ribu orang. Kalau Jepang 30 juta yang melakukan bepergian ke luar negeri. Akan tetapi, yang ke Indonesia baru sekitar satu juta orang. Jepang itu negara kecil, tapi penduduknya 150 juta. Korea juga, di pasar-pasar itu juga ada kombinasi, kombinasi kargo, penumpang, bisnis, dan leisure. Nah, kalau Jepang kombinasi, kalau Tokyo dan Osaka, bisa dipilah yang ke bisnis dan leisure. Korea juga bisnis dan leisure. Cina ini coba untuk dikombinasi juga.

Apakah Rusia juga menjanjikan?

Rusia sebenarnya tren baru untuk ke Bali. Cuma kita memang perlu penceritaan atau story telling yang bagus juga. Semisal, kalau pergi ke Bali sudah jelas pasarnya. Kalau orang ke Bali mulai dari etniknya, kultur, alamnya, juga sudah masuk semua. Cuma memang, untuk yang masih baru masih perlu dipromosikan. Contohnya, kalau saya mau jual Makassar. Apa sih story telling Makassar. Kalau Manado apa, Manado memang ada Bunakennya dan sebagainya. Itu kan harus dibangun bareng-bareng kalau bicara destinasi. Destinasi Lombok, Pantai Kuta, yang pasirnya disebut pasir merica itu sangat luar biasa.

Keuangan Garuda sedang berat, bagaimana strateginya?

Kalau kita, beratnya keuangan dalam rangka berekspansi. Karena, itu termasuk dalam program quantum leap. Sebenarnya, Garuda ini sudah masuk titik ultimate-nya lah bahwa kita maskapai bintang lima, kru kabin terbaik, memiliki merek bagus tidak hanya untuk domestik, tapi juga internasional.

Makanya, fokus ke restrukturisasi cost driver kita yang tidak efisien, kemudian refinancing yang sudah kita programkan karena itu menyangkut ke bagaimana menata ulang untuk kewajiban-kewajiban kita utamanya keuangan, ditambah untuk mengamankan modal kerja. Itu harus bersamaan, tidak bisa urut-urutan. Jadi, untuk yang di-revenue generator pada 2015, pertama, saya mulai rekonstruksi dulu jaringan. Reposisi dulu strategi kita ke daerah yang dipastikan langsung meningkatkan pendapatan. Kita sih optimistis meski banyak hal yang harus kita bereskan pertama, dari restrukturisasi, reposisi, persis yang saya lakukan di Citilink, hampir mirip. Tapi, ini jauh lebih besar skalanya.

Frekuensi umrah sekarang berapa dan akan menjadi berapa?

Rencananya, enam pesawat yang akan dimiliki itu akan di-deploy ke situ. Yang Airbus 330 yang sudah jadi milik itu kan kira-kira dengan all economy, bisa size off seat bisa sampai 353, itu yang akan saya deploy ke sana enam-enamnya di Makassar, Medan, Jakarta, dan Surabaya.

***

SDM Unggul Esensi Keberhasilan

Pertarungan dengan perusahaan lain merupakan adu keunggulan. Korporasi yang memiliki banyak pekerja terampil tentu bisa membawa keunggulan buat perusahaan. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Arif Wibowo menyebut faktor sumber daya manusia (SDM) merupakan esensi keberhasilan suatu perusahaan.

Menurut Arif, proses regenerasi dan pembelajaran di sektor SDM harus berlangsung terus-menerus. Pasalnya, persaingan ke depan utamanya di SDM. Proses internalisasi tidak cepat puas sudah mendapatkan raihan maskapai bintang lima harus terus dilakukan. Alasannya, memiliki status perusahaan penerbangan bintang lima tidak lantas langsung memenangi persaingan.  Karena itu, setiap pekerja harus memiliki kultur untuk menang. Artinya, setiap pekerja harus benar-benar mengetahui langkah dan strategi untuk memenangkan pertempuran.

Di antaranya, untuk memenangkan pertempuran harus memiliki kultur untuk melihat ke kanan dan ke kiri. Artinya, harus mengetahui informasi tentang pesaing. Arif menuturkan, kalau sudah merasa puas dengan raihan bintang lima tidak akan berhasil. Pasalnya, produk itu harus bersaing misalkan, dengan maskapai bintang lima lainnya. ''Untuk memenangi persaingan itu butuh people yang kuat,'' ujar Arif.

Selain itu, karena pada masa kini apa pun sudah terhubung dengan teknologi informasi (IT), IT menjadi tugas besar Garuda selanjutnya. Arif menilai masih banyak tugas di sektor IT yang belum kelar. Untuk mendukung kualitas Garuda, proses IT di Garuda harus terus dilanjutkan. Arif melihat hal tersebut sebagai salah satu tantangan besar di Garuda. Banyak sistem di Garuda yang masih dilakukan secara manual. Padahal, hal tersebut bisa direalisasikan secara otomatis melalui IT. Selain itu, e-commerce juga harus terus digenjot.

Arif menegaskan, walaupun Garuda Indonesia sudah bintang lima pembenahan akan tetap dilakukan. Salah satunya, ketepatan waktu atau OTP. Karena itu, kultur bersaing untuk memenangi persaingan harus terus dibangun.

ed: Wulan Tunjung Palupi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement