Memperhatikan pendidikan bagi anak-anak bangsa sama halnya dengan memperhatikan masa depan bangsa. Memberikan pendidikan berkualitas kepada anak-anak berarti mempersiapkan masa depan bangsa. Kesadaran inilah yang dibangun seorang gadis asal Sukoharjo, Anis Diah Ayu Masita.
Bagi Anis kebersamaannya dengan anak-anak merupakan kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Menurutnya, mencintai anak-anak tak pernah bertepuk sebelah tangan. "Saya dibuat jatuh cinta oleh anak-anak sejak SMP, ketika mengajar TPA di masjid dekat rumah," katanya.
Kekagumannya terhadap sosok kecil bernama anak-anak pun berlanjut ketika ia duduk di bangku kuliah. Suatu kali, ia mendaftarkan diri menjadi relawan bencana erupsi Gunung Merapi dan relawan pendampingan anak berkebutuhan khusus di sebuah lembaga. Semenjak itulah, hatinya dekat dengan anak-anak.
"Banyak hal saya pelajari dari anak-anak terkait ketulusan dan semangat. Pada saat mereka mengalami kesusahan, seperti kehilangan orang tua, rumah, dan saudara karena bencana alam yang terjadi, mereka bisa tersenyum," ujarnya.
Selama menjadi relawan, ia merasakan ada semangat luar biasa yang terpancar dari anak-anak didiknya. Kendati anak-anak autis dan cerebal palsy tidak seberuntung anak-anak lainnya, mereka masih memiliki keceriaan dan semangat belajar. "Dari mereka saya belajar tentang arti kehidupan. Saya diberikan energi yang bertubi-tubi oleh anak-anak," kata Anis.
Berbekal semangat itulah, ia bersama rekan-rekannya merintis pendidikan untuk anak-anak di RT 03 Desa Rejosari, Kelurahan Ngemplak, Gilingan, Banjarsari, Solo. Lembaga pendidikan itu dinamakan Rumah Hebat Indonesia (RHI).
Ia begitu bahagia bisa mendidik anak-anak di bantaran Sungai Kalianyar dengan segala tingkah polanya. "Mereka anak-anak hebat, tetapi sayangnya mereka berada pada suatu lingkungan yang belum mendukung potensi untuk berkembang," ujarnya.
Di kawasan padat penduduk itu, beragam permasalahan sosial masyarakat membuat anak-anak berperilaku buruk. "Saya sedih ketika melihat anak-anak Rejosari tingkat SD bermain dengan remaja atau dewasa untuk memancing di pinggiran sungai. Banyak perkataan yang mereka keluarkan tidak pantas dicontoh oleh anak-anak. Saya merasa khawatir ketika melihat anak-anak berkata kasar, melakukan perilaku yang menyimpang, motivasi berprestasi rendah, dan tidak memiliki cita-cita," kata Anis.
Anis mengaku resah ketika melihat anak-anak Rejosari tidak memiliki wadah tempat bermain, belajar, dan mengembangkan potensi. Berangkat dari keprihatinan itulah, latar belakang RHI lahir. "RHI ini sebagai wadah anak-anak Rejosari dan sekitarnya untuk mandiri, berprestasi, dan meraih mimpi. Kami bertekad untuk menyamakan kedudukan mereka, seperti anak-anak kota lainnya yang penuh dengan fasilitas bahwa mereka mampu menggapai cita-cita mulia dan membanggakan negeri suatu saat nanti," ujarnya.
Ketika merintis RHI, Anis duduk di bangku kuliah semester akhir. Namun, kesibukannya mengurus skripsi tidak menghalangi niat mulianya untuk merintis lembaga pendidikan tersebut. Ia bersama tiga orang rekannya; Novel (Psikologi UNS), Penny (Pendidikan Bahasa Inggris UNS), dan Eka Astari (Pendidikan Luar Biasa UNS), secara resmi membuka RHI pada Februari 2013 lalu.
"Kami berkumpul, berdiskusi, dan berkomitmen untuk mendirikan RHI. Kami iuran uang pribadi untuk menyewa rumah yang digunakan sekarang sebagai RHI," kata Anis.
Program awal yang diluncurkan, yakni pembangunan Taman Baca Masyarakat (TBM) dan kursus bahasa Inggris gratis untuk anak anak Rejosari. "Bermula dari sebuah rumah yang hanya memiliki beberapa rak dan buku, perjuangan kami dimulai. Meskipun tampak tak mudah tapi kami pantang menyerah. Semangat inilah yang membawa RHI menjadi seperti sekarang," ujarnya mengenang.
Anis dan rekan-rekannya bukanlah warga asli Rejosari. Diperlukan waktu lama agar muncul kepercayaan masyarakat setempat. Untuk mengambil hati masyarakat, mereka rutinkan membuat laporan bulanan dan kegiatan bakti sosial. Ia menghimpun rekan-rekan sesama mahasiswa psikologi di UNS untuk menggelar berbagai kegiatan positif yang melibatkan anak-anak Rejosari.
Akhirnya, 5 Agustus 2013 lalu, RHI dideklarasikan kepada warga melalui acara buka puasa bersama yang dihadiri tak kurang dari 200 orang masyarakat Rejosari. "Kami beritahukan kepada warga terkait Rumah Hebat Indonesia dengan berbagai program kerja yang dilakukan bersama dengan anak-anak serta warga setempat. Kami juga mengimbau kepada orang tua dari anak-anak Rejosari untuk kooperatif dalam mendukung anaknya mengikuti kegiatan RHI," kata Anis menjelaskan.
Mulai saat itu, program RHI berkembang. Pendaftaran relawan yang mengajar semakin banyak. Jumlah siswa semakin banyak. Saat itu tercatat 20 orang pengurus, 20 relawan, dan 30 anak Rejosari yang aktif mengikuti segala kegiatan. Bahkan, anak-anak yang terdaftar di les bahasa Inggris gratis pada semester lalu tercatat berjumlah 106 orang.
Program RHI yang mulanya hanya pengembangan taman baca dan les gratis bahasa Inggris, kini mempunyai kelas pintar dan kelas minat bakat. Kelas Pintar merupakan program pengajaran ilmu pengetahuan secara gratis untuk anak TK, SD, SMP dari keluarga tidak mampu.
Kelas Pintar terbagi menjadi tiga program, yaitu Program Ceria (PAUD dan TK), Program Cendikia (SD, SMP dengan mata pelajaran umum), dan Program Cerdas (SD, SMP dengan mata pelajaran bahasa Inggris).
Pembelajaran di RHI meliputi pengembangan karakter, nasionalisme, dan life education. Salah satu kegiatan yang menerapakan hal tersebut, yaitu outing class. Pembelajaran di luar kelas dilakukan di pasar tradisional, tempat bersejarah, dan cagar budaya.
Pendampingan juga dilakukan dengan program kelas minat bakat yang berfungsi mengembangkan potensi anak sesuai dengan bakat masing-masing. Kelas minat bakat terdiri atas kelas perkusi, kelas tari, melukis, teater, dan sepak bola. Selain itu, program pengembangan karakter dan kepemimpinan diterapkan pula oleh RHI kepada anak didik dalam upaya mencetak generasi emas pada masa depan.
RHI pun mempunyai legalitas hukum yang terdaftar di Lembaga Pemerintahan Surakarta. "Kami ingin ke depan lembaga ini dikembangkan secara professional agar manfaatnya untuk masyarakat juga maksimal. rep:hannan putra ed: hafidz muftisany
***
Biodata
Nama Lengkap : Anis Diah Ayu Masita
Panggilan : Anis
Tempat tanggal lahir : Bekasi, 16 Maret 1990
Facebook : Anis Diah Ayu Masita
Twitter : @anismasita
Pendidikan : S1 Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Organisasi:
- Ketua Rumah Hebat Indonesia (RHI)
- Dewan Pertimbangan Organisasi ILMPI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia)
- Ketua Perpustakaan ACI Solo
- Koordinator Hubungan Masyarakat Autism Care Indonesia Solo
- Koordinator Badan Kesekretariatan Nasional ILMPI
- Menteri Komite Komunikasi dan Jaringan HIMAPSI
- Koordinator Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Wilayah Jawa Tengah
Organisasi:
Koordinator Lapangan Test IQ Anak Berkebutuhan Khusus se-Kabupaten Karanganyar
Koordinator Acara "Youth March Festival-Community For Charity"
Steering Committee Musyawarah Nasional I dan II Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia
Steering Committee Rapat Kerja Nasional I dan II Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia
Steering Committee Rapat Koordinasi Nasional I dan II Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia
Koordinator Acara Seminar "The Miracle of Special Need Children"
Koordinator Lapangan Seminar Nasional Kesehatan Mental "Empowering People to Improve the Children’s Mental Health"
Koordinator Acara Workshop Implementasi Penerapan Program Inklusi
Koordinator Lapangan Tes Rekrutmen Pegawai Bank BTN
Steering Committee Temu Organisasi Psikologi Se-Jawa-Bali
Ketua Panitia Pelatihan "Problem Solving and Decision Making" Se- DIY dan Jawa Tengah
Ketua Panitia Study Visit se- Joglo Semar
Karya buku:
Modul "Pre Job Training"
Modul Pelatihan Kepribadian Magnetis
Buku Panduan Mahasiswa
Modul Pelatihan "Self Regulated Learning Skill"
Modul Pelatihan Moral Anak