Jumat 03 Oct 2014 12:00 WIB
Uswah

Elza Amalia Firdaus, Menghafal Alquran untuk Cita-Cita Mulia

Red:

Banyak penelitian mengungkap, menghafal Alquran dapat mengasah kecerdasan seseorang. Seorang yang terbiasa menghafal Alquran akan semakin cerdas. Di samping itu, Alquran juga menuntun para penghafalnya untuk bersabar, bekerja keras, konsistens, dan disiplin. Mental positif yang didapat ketika menghafal Alquran itulah yang dibutuhkan seseorang untuk sukses dalam hidupnya.

Seperti dirasakan seorang gadis belia, Elza Amalia Firdaus. Gadis yang masih 13 tahun ini bisa menghafal setengah juz per hari, setelah pulang sekolah. "Sekolah tetap masuk, kok. Tetap ikut belajar, tetap ulangan. Setelah selesai belajar di sekolah baru menghafal Alquran," paparnya kepada Republika, Senin (29/9).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Dok Pribadi

Dengan menghafal Alquran tersebut, lanjut Elza, menjadikannya lebih mudah me nyerap pelajaran di se kolah. Buktinya Elza selalu men dapat rangking kelas. Tidak hanya peringkat di kelas, ia juga pernah meraih juara umum kedua tingkat sekolah. "Meng hafal Alquran sangat membantu pelajaran di sekolah. Walaupun tidak belajar, tetapi ulangan tetap bisa. Karena waktu guru menerangkan bisa cepat menangkap pelajaran," tambahnya.

Program menghafal Alquran dengan metode akselerasi (percepatan) ini tengah digalakkan Pesantren Terpadu Insan Cendekia (ICBS) Payakumbuh, Sumatra Barat. Para santri saling berpacu menghafal Alquran dengan metode Alquran Memorization Training. Seperti Elza dan beberapa temannya, mampu menghafal separuh juz Alquran setiap harinya tanpa mengganggu kegiatan belajar-mengajar sekolah.

"Kita tengah menerapkan model tahfi dz akselerasi ini untuk para santri kita. Siswi yang tidak diliburkan bisa menghafal setengah juz per hari. Seperti Elza, dalam 10 hari saja bisa hafal 7 juz. Sedangkan model karantina (diliburkan dari kegiatan sekolah) bisa menghafal satu juz per hari. Alhamdulillah banyak siswa-siswi kita yang sudah berhasil," papar penanggung jawab tahfi z Pesantren Terpadu ICBS Okta Veldi Andika Lc kepada Republika.

Elza mengaku, modal menghafal Al quran adalah kesungguh an dan kerja ke ras. Ia yakin dengan janji Allah da lam Alquran yang menjamin ke mudahan bagi mereka yang menghafalnya. Ting gal sejauh ma na kesungguhan sese orang untuk mau menghafal dan me mahami kitab sucinya. Firman Allah SWT, "Dan orang-orang yang bersungguh- sung guh di jalan Kami, niscaya pasti akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." (QS al-Ankabut [29]: 69).

Jadi, ketika sudah bersungguh-sungguh, pasti Allah SWT akan membukakan jalan untuk menghafal Alquran. "Pembina tahfi z hanya memperkenalkan metodemetode menghafal saja, kemudian menerima setoran hafalan. Allah SWT sendiri yang menunjukkan metode yang tepat bagi penghafal kitab-Nya. Jadi, jangan andalkan kecerdasan dan kepintaran kita.

Hanya metode yang diberikan Allah yang paling tepat untuk kita. Tentunya setelah kita perlihatkan kesungguhan kita," papar pembina tahfi z Elza, Deni Sabriati SPd. Menurut Deni, selama 10 hari daurah tahfi z yang diikuti siswa ICBS, sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajarmengajar di sekolah. "Yang ikut daurah tetap mengikuti kegiatan belajar-mengajar seperti biasa. Hanya mereka kita bebaskan piket asrama saja," tambah Deni.

Menghafal Alquran bukan tanpa halangan. Menurut Elza, halangan terbesar dalam menghafal adalah niat yang tidak ikhlas. Jika sudah muncul riya, ayatayat Alquran susah sekali untuk dihafal. "Biasanya ada teman yang bilang, ‘cie ... cie, yang hafalannya sudah banyak’. Kalau timbul perasaan bangga, hafalannya tidak masuk-masuk," paparnya.

Ayah Elza, Zul Firdaus SE, mengatakan, motivasi awal menyekolahkan anaknya ke pesantren memang berangkat da ri keprihatinannya dengan kampung halaman. Ia ingin putrinya itu bisa menjadi da’iyah yang bisa menuntun warga kampungnya. "Jelas harapan kami dari awal menyekolahkan anak Elza seperti itu. Di Sangir ini, santri yang berhasil itu tidak banyak. Jadi, semoga putri kami bisa membangun kampung halamannya," papar Zul.

Zul terus memotivasi putrinya untuk bisa menyelesaikan hafalannya 30 juz. "Ka mi tidak pernah memaksanya untuk menghafal. Tapi kalau bisa, dia segera menyelesaikan 30 juz," tambahnya. Motivasi Elza untuk menghafal Alquran sangatlah luar biasa. Ia ingin membangun kampung halamannya. Elza bercita-cita, suatu saat nanti ia ingin mendirikan pondok pesantren di desanya yang terletak di Sangir Jujuan, Nagari Bidar Alam, Kabupaten Solok Selatan. "Minat masyarakat untuk beragama di sana sangat kurang. Jadi, Papa memesankan, Elza harus rajinrajin belajar agar bisa berdakwah nanti di kampung," ungkapnya.

Kecamatan Sangir merupakan perbatasan Provinsi Sumatra Barat dan Jambi. Elza mengisahkan, kampung halamannya dekat sekali dengan hutan rimba Gunung Kerinci. Masyarakat setempat terkadang hidup berdampingan dengan suku pedalaman Kubu. Suku Kubu yang hidup secara nomaden dan berburu tersebut masih percaya agama Animisme.

Menurut Elza, suatu tantangan tersendiri jika bisa menjadi juru dakwah bagi kaum pedalaman itu. Seperti halnya dalam film Sokola Rimba, namun sekolah yang ditawarkan Elza adalah pondok pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu Islam. "Ustazah Deni selalu memberi semangat, Elza harus jadi hafi zah. Harus hafal Alquran 30 juz agar bisa buat pesantren di sana (Sangir)," ucapnya. rep:hannan putra ed: hafidz muftisany

Biodata

Nama : Elza Amalia Firdaus

Panggilan : Elza

TTL : Bidar Alam, 23 April 2001

Alamat : Sangir Jujuan, Nagari Bidar

Alam, Kabupaten Solok Selatan

Kelas : XIII SMP ICBS Sumatra Barat

Prestasi:

• Juara III Cerdas Cermat Se-Kabupaten Solok Selatan

• Juara II Umum Sekolah

Organisasi:

• Sains club ICBS

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement