Senin 25 Aug 2014 19:47 WIB

Lulusan SMK Siap Bersaing

Red: operator

Keberhasilan meraih medali emas dia ajang internasional menunjukkan kemampuan siswa SMK meningkat.

JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yakin lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) siap bersaing dengan tenaga kerja Asia Tenggara. Kemendikbud pun optimistis lulusan kejuruan negeri ini mampu menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mustaghfirin Amin mengatakan, Indonesia sudah mempersiapkan tenaga kerja siap pakai melalui berbagai program pendidikan di SMK. Karena itu, Kemendikbud meningkatkan akses SMK di seluruh Indonesia.

Jumlah siswa SMK naik 200 ribu setiap tahun. Saat ini, Mustaghfirin menyatakan, jumlah siswa SMK mencapai 4,3 juta. Kemendikbud menargetkan, jumlah siswa SMK mencapai 5,5 juta pada 2019.

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/ Yasin Habibi

Siswa-siswi SMK 36 Jakarta Pusa.

 

Jumlah yang semakin meningkat tidak akan mengurangi kualitas karena lulusan SMK mendapatkan sertifikat keahlian dari asosiasi industri. Kemendikbud bekerja sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan asosiasi industri untuk memberikan sertifikat bagi siswa SMK.

“Jadi untuk mendapatkan sertifikat keahlian, siswa SMK cukup diuji di SMK rujukan. Sehingga, mereka tidak perlu membayar sertifikat dengan biaya mahal,” kata Mustaghfirin, Ahad (24/8).

Kualitas lulusan SMK di Indonesia sebagai tenaga kerja siap pakai yang mampu bersaing dengan negara lain juga tidak perlu diragukan. Mustaghfirin menerangkan, peningkatan kompetensi siswa SMK di antaranya melalui perlombaan World Skill Competition (WSC).

Pada  WSC di Leipzig, Jerman, Juli 2013, Indonesia meraih satu medali emas untuk perlombaan di bidang teknologi komunikasi dan informasi (ICT). “Indonesia mampu mengalahkan negara-negara  maju,” kata Mustaghfirin.

Kemenangan tersebut akan meyakinkan investor untuk menanamkan investasi di Indonesia, sekaligus merekrut tenaga kerja lokal. “Karena tidak mungkin mereka mengandalkan tenaga kerja impor semua,” kata Mustaghfirin.

Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemendikbud Teguh Widodo mengatakan, WSC merupakan kompetisi keterampilan, pekerjaan, dan karier. Kompetisi ini dikhususkan bagi pemuda atau siswa berusia 17-22 tahun untuk menunjukkan keunggulan mereka dalam keterampilan di profesinya.

Karena itu, Teguh menyatakan, keberhasilan meraih medali emas menunjukkan kemampuan siswa SMK semakin meningkat. Apalagi, Indonesia hanya meraih medali perak pada WSC 2011 di London. Indonesia juga berhasil memperbaiki peringkat dengan berada di posisi ke-11 dari 47 negara peserta pada WSC 2013. Dua tahun sebelumnya, Indonesia berada di posisi ke-16 dari 48 negara.

Pada WSC 2015 di Brasil, Teguh menerangkan, Indonesia menargetkan menambah koleksi medali emas dan naik ke peringkat ke-10 besar dunia. Sebanyak 52 negara menjadi anggota WSC 2015, di antaranya Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Korea Selatan.

Untuk menjaring tim yang akan diberangkatkan ke Brasil, Indonesia menggelar Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Peraih juara umum LKS tahun lalu akan dipertandingkan dengan juara umum LKS tahun ini. “LKS menggunakan standar dan penilaian internasional,” kata Teguh.

Sebanyak 52 SMK dari 34 provinsi mengikuti LKS tahun ini yang digelar di Palembang, Sumatra Selatan. Mustaghfirin mengatakan, terdapat 45 bidang lomba dalam LKS. Lomba-lomba tersebut seperti memasak, pertanian, pemasaran atau marketing, akuntansi, kriya kulit, percetakan atau printing, otomotif, teknologi komunikasi informasi. “Saya melihat sudah mulai ada pemerataan dari kualitas SMK di Indonesia, ini terlihat dari SMK di daerah seperti di Aceh yang mendapat medali saat mengikuti LKS.” 

DKI Jakarta menjadi juara umum dengan perolehan 13 medali emas, 11 medali perak, dan 6 medali perunggu. Jawa Tengah berada di peringkat kedua dengan 11 medali emas, 6 medali perak, dan 6 medali  perunggu. Peringkat ketiga diraih Jawa Timur dengan perolehan tujuh medali emas, delapan medali perak, dan empat medali perunggu.  rep:dyah ratna meta novia ed: ratna puspita

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement