Rabu 04 Jan 2017 14:00 WIB

Gedung A Museum Nasional Ditutup

Red:

JAKARTA -- Museum Nasional Indonesia merevitalisasi Gedung A dan menambah Gedung C. Tujuannya untuk memperbaharui seluruh alur kisah di museum atau story line.

Kepala Museum Nasional Indonesia Intan Mardiana berharap, koleksi-koleksi Museum Nasional dapat menjadi pesan dan sumber informasi yang menggambarkan bentuk-bentuk kebudayaan Indonesia. Khususnya dari zaman ke zaman, serta menggambarkan proses-proses yang menjadikan Indonesia seperti sekarang.

"Berbasis  tema  pendidikan  Kebudayaan  Indonesia,  rencana  alur  kisah Museum  Nasional Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (3/1).

Intan menyebut, pembaruan alur kisah di museum akan terbagi menjadi tiga tema, yakni menjadi Indonesia, pusaka nusantara, dan lestari Indonesia. Ia menargetkan revitaliasasi akan berlangsung selama 1,5 tahun. Kendati demikian, ia memastikan Museum Nasional akan tetap melayani pengunjung ihwal informasi, budaya, sosial, kajian, dan inspirasi.

Intan mengatakan, pengembangan Museum Nasional Indonesia akan menuju ke arah visi, yakni 'Museum Kebudayaan Indonesia Bertaraf Internasional'. Selama ini, Intan mengatakan, Museum Nasional telah menyelenggarakan pameran uji coba alur kisah baru pada 1 - 22 Desember 2016.

"Alur kisah ini berlandaskan pada konsep Keindonesiaan seutuhnya," ujar Intan.

Alur kisah baru akan menyajikan kebudayaan Indonesia baik dari segi tangible maupun intangible, baik kebudayaan agraris, kebudayaan bahari, kebudayaan sungai, maupun kebudayaan hutan dan pegunungan. Alur kisah akan menampilkan kekayaan dari ujung Papua sampai Sumatra. Menurut Intan, alur kisah baru harus dapat menghidupkan kisah di balik artefak. Tujuannya, untuk bisa menjadi jendela atau pintu masuk memperkenalkan identitas bangsa Indonesia.

"Pada akhirnya, warisan budaya inilah yang menjadi sumber kekayaan dan kekuatan budaya bangsa yang dapat dikembangkan bagi kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang," kata dia.

Meningkat

Sementara itu, kunjungan ke Museum Wajakensis, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, meningkat selama musim libur Natal dan tahun baru 2017 dengan volume kenaikan mencapai 40 persen dibandingkan hari libur biasa. "Ada kenaikan volume kunjungan dari kalangan pelajar selama liburan kemarin," kata pengelola museum Wajakensis, Hariyadi.

Ia mengatakan, pada hari biasa atau libur biasa volume kunjungan hanya di kisaran 300-an orang per hari. Namun, sejak libur sekolah akhir pertengahan Desember 2016 atau selama libur Natal hingga tahun baru 2017 volume kunjungan meningkat hingga 500-an per hari.

"Selain ingin mengenal peninggalan bersejarah, sebagian pelajar yang datang mendapat pekerjaan rumah dari guru sekolah masing-masing," kata dia.

Hariyadi mengatakan, peningkatan kunjungan pelajar ke museum menjadi pertanda positif bagi perkembangan sejarah budaya di Tulungagung. Sebab, menurut dia, banyaknya kunjungan pelajar bisa menjadi indikator peningkatan kepedulian kalangan dunia pendidikan terhadap peninggalan sejarah dan kebudayaan manusia dari masa lalu.

"Apapun latar belakangnya, tren ini positif dan harus terus dibudayakan," ujarnya.

Pada hari terakhir libur sekolah, pengunjung silih berganti datang ke museum dengan aneka kendaraan.

Sebagian mereka bahkan, ada yang datang berombongan naik bus, lalu melakukan studi benda-benda purbakala di dalam museum.

"Kebanyakan siswa SD. Selain dari seputar Tulungagung, beberapa rombongan datang dari luar kota seperti Trenggalek, Kediri, Nganjuk, dan Blitar," ujar Hariyadi. rep: Umi Nur Fadilah  antara ed: Muhammad Hafil

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement