Kamis 12 Jan 2017 14:00 WIB

Kemristekdikti Dukung Ponsel Pintar Anak Bangsa

Red:

BEKASI -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendukung ponsel pintar atau smartphone 4G LTE  Digicoop produksi dalam negeri. Ponsel pintar ini merupakan hasil riset Pusat Mikroelektronik Institute Teknologi Bandung (ITB) yang diadopsi dan dilanjutkan oleh Koperasi Digital Mandiri.

"Ini hasil kebanggaan anak Indonesia. Saya bangga, sebab riset di Indonesia selama ini sangat rendah," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat berada di kawasan industri Cikarang, Bekasi, Rabu (11/1).

Ia menargetkan, ponsel pintar Digicoop dapat mengambil 25 persen pasar di Indonesia. Segemen tersebut akan menyasar asosiasi perguruan tinggi Islam, asosiasi perguruan tinggi Katolik dan Kristen, asosiasi perguruan tinggi negeri, serta anggota Koperasi Digital Indonesia. Nasir bahkan akan segera memamerkan hasil riset anak bangsa ini pada menteri koperasi, menteri desa, dan menteri BUMN.

Saat ini, ia menyebut, dari 250 juta jumlah populasi Indonesia, sebanyak 65,2 juta digunakan masyarakat. Jumlah tersebut, ia melanjutkan, menguasai 25,57 persen pasar Indonesia. "Jadi, barang kompetitif (dengan produk asing) dan nilai tambahnya punya produk dalam negeri," jelasnya.

Sementara itu, Dewan Penasihat Pusat Mikroelektronik ITB Adi Indrayanto menjelaskan, ponsel pintar Digicoop mempunyai sistem operasi ID3OS, resolusi kamera dua megapiksel (MP), dan sektor belakangnya beresolusi delapan MP.

Digicoop diperkuat RAM sebesar satu GB. Serta didukung kapasitas memori internal (ROM) sebesar delapan GB dan masih didukung slot microSD mencapai 32 GB. Untuk kebutuhan dayanya, Digicoop dibekali dengan kapasitas baterai sebesar 1.800 mAh. "Hampir sama dengan tipe lainnya. Kita mengejar sistem dan bisnis model, sesuai kebutuhan koperasi," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Koperasi Digital Indonesia Mandiri Henri Kasyfi Soemartono menuturkan, pihaknya akan memproduksi 5.000 ponsel pintar untuk anggota koperasi. Ia menyebut, Digicoop tidak untuk diperjual belikan. Tapi, bagi masyarakat yang ingin memiliki Digicoop, dapat menjadi anggota koperasi.

Henri mengatakan, setiap anggota koperasi akan diberikan Digicoop apabila sudah melakukan simpanan pokok dan wajib senilai Rp 1,3 juta selama 12 bulan. Pengguna bahkan akan mendapat ponsel pintar Digicoop setiap dua tahun sekali.

"Smartphone ini juga dirancang untuk menjadi platform ekonomi digital berbasis kerakyatan. Artinya, semua pendapatan akan dikembalikan ke pengguna," ujar dia.

Henri menerangkan, Koperasi Digital memberikan keuntungan bagi anggota yang diperoleh dari pedapatan iklan. Selain itu, anggota koperasi tak perlu khawatir terganggu dengan iklan yang muncul di layar handphone. Sebab, ujar Henri, penempatan iklan pada layar ponsel berada di sisi atas layar dan tidak akan mengganggu pengguna. "Pembagian keuntungan dari iklan akan dibagikan secara periodik kepada anggota sebagai sisa hasil usaha," sebut dia.

Rektor Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Kadarsyah Suryadi merasa bangga dengan hasil riset berhasil melahirkan produk bagi masyarakat. Kadarsyah yakin, anak bangsa juga memiliki daya saing dan keunggulan teknologi untuk bersaing di pasar internasional. "Indonesia mampu bersaing dalam hal penciptaan alat-alat industri maupun keseharian," papar Kadarsyah.

Ia juga mengapresiasi dukungan Kemristekdikti, sehingga riset perguruan tinggi bisa selaras dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Dukungan kementerian, ujar dia, adalah bentuk keseriusan pemerintah untuk memajukan anak bangsa.

"Ini adalah salah satu jalan untuk memperlihatkan dan mengenalkan kualitas produk dalam negeri tidak kalah bersaing dengan luar negeri," terang dia.      rep: Umi Nur Fadilah/antara, ed: Hafidz Muftisany 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement