Desmond Doss tak bisa berdiam diri kala semua pemuda seusianya bergabung dengan militer untuk berjuang demi negaranya. Tetapi, di sisi lain, Doss, yang saat kecil hampir membunuh kakaknya saat berkelahi, telah berjanji untuk tak pernah melakukan dosa tersebut.
Doss memang tumbuh menjadi pria yang sangat religius berkat ibunya. Sikap ayahnya yang pemarah dan pemabuk sejak pulang perang membuat ibunya menanamkan nilai religius yang sangat kental pada Doss.
Prinsipnya yang kuat untuk tak memegang senjata dan membunuh orang lain tak menghalanginya bergabung dengan militer. Tetapi, saat itu ia menekankan tak mau angkat senjata dan memilih menjadi petugas medis.
"Perang merenggut nyawa, tapi saya akan menyelamatkan nyawa," ujar Doss saat berbicara dengan para komandannya di militer.
Sayang, sikap Doss yang enggan mengangkat senjata justru membuatnya menjadi bulan-bulanan di kamp pelatihan. Ia terus dianggap sebagai pengecut oleh teman-temannya juga para komandannya.
Namun, semua anggapan tersebut dipatahkan Doss saat ia ikut pertempuran merebut Hacksaw Ridge di Okinawa pada Perang Dunia II. Doss kala itu menjadi pahlawan dengan menyelamatkan banyak rekannya. Bahkan, saat semua pasukan mundur, Doss tak gentar.
Sendirian di Hacksaw Ridge, Okinawa, ia menyelamatkan puluhan rekannya yang terluka. Menggiring mereka ke ujung tebing untuk diturunkan dengan tali. Saat lelah menghampiri, Doss selalu berdoa untuk dikuatkan menyelamatkan satu orang lagi rekannya. Terus seperti itu, hingga ia mampu menyelamatkan sekitar 75 tentara terluka. Sendirian, tanpa bantuan siapa pun.
Keberanian Doss inilah yang membuatnya disegani rekan-rekannya. Ia pun menjadi conscientious objector, yakni orang yang menolak ikut berperang bersama militer pertama yang menerima penghargaan tertinggi militer Medal of Honor.
Hacksaw Ridge merupakan film perang pertama yang digarap Mel Gibson. Film ini mengangkat kisah nyata dari pahlawan perang yang berperan sangat penting mengakhiri peperangan di Okinawa, Desmond Doss.
Mel membawa penonton melalui perang dahsyat ini dari sudut pandang seorang Desmond Doss. Cara seorang yang tanpa memegang senjata, tanpa membunuh, dan menembak musuh dapat begitu berjasa besar dalam perang.
Sikap religius Doss dan keberaniannya yang luar biasa menunjukkan betapa keyakinan seseorang yang dipegang dengan teguh dapat menyelamatkan hidupnya, bahkan orang lain. Untuk menjadi pahlawan, tak perlu selalu dengan membunuh nyawa, tapi bisa dengan menyelamatkannya.
Andrew Garfield berperan dengan sangat apik dalam film ini. Jika di film Amazing Spiderman ia memerankan superhero dengan kemampuan super, di sini ia menjadi sosok yang jauh berbeda. Tampak lemah di luar, tetapi memiliki nyali luar biasa.
Setting film ini pada dasarnya cukup sederhana. Mengambil lokasi syuting di Australia, Mel tak mengeksplorasi banyak tempat. Dalam film Mel juga relatif singkat menampilkan kehidupan Doss, yakni masa kecilnya di Virginia, kamp pelatihan, rumah sakit tempat Doss bertemu sang kekasih Dorothy Schutte yang diperankan Teresa Palmer, dan medan perang.
Namun, film ini memiliki skenario cerita yang sangat kuat sehingga mampu membawa penonton hanyut selama 139 menit dan mengaduk emosi penonton.
Mel juga apik menggambarkan detail peperangan. Meski agak sedikit mengerikan melihat gambaran darah yang berceceran, tubuh yang tercerai-berai akibat serangan musuh, hingga mayat-mayat yang bergelimpangan, detail itu justru menjadikan film ini menarik.
Mel bahkan menampilkan keadaan perang dengan realistis. Seperti ketakutan para tentara menghadapi musuh, kekalahan pasukan Amerika di awal perang, hingga perang yang dapat membuat banyak korban berjatuhan.
Namun, Mel tampaknya tak mau seluruh filmnya hadir melulu dengan keseriusan dan ketegangan. Maka, Vince Vaughn yang memerankan Sersan Howell memberikan sentuhan lain dalam film. Kehadiran Vaughn yang banyak muncul di kamp pelatihan membawa unsur komedi dalam film. Membuat penonton sedikit relaks dan tertawa menyaksikan aksi konyolnya, sebelum dibawa ke adegan yang lebih serius.
Di akhir film, seperti banyak film biopik lainnya film ini juga menampilkan sosok dan dokumentasi nyata dari Desmond Doss. Bahkan, potongan testimoni dari sejumlah tokoh asli dalam film, seperti kakak Doss, Hall, dan Kapten Glover yang dalam film diperankan Sam Worthington ditampilkan. Juga potongan pernyataan Doss, yang tampaknya diambil dari film dokumenter tentangnya.
Desmond Doss wafat pada 2006 lalu akibat penyakit pernapasan yang menyerangnya. Ia meninggal pada usia 87 tahun dan telah meraih berbagai penghargaan. Termasuk film ini yang didedikasikan untuk perjuangannya. rep: Gita Amanda ed: Ichsan Emrald Alamsyah