Jumat 30 Dec 2016 16:00 WIB

Album Idealis Andre Dinuth

Red:

Banyak yang mengenal pria kelahiran 3 Agustus 1982 ini sebagai gitarisnya Glenn Fredly hingga Erwin Gutawa. Namun, Juli dua tahun lalu, Andre Dinuth memberanikan diri "tampil" sebagai gitaris solo dalam sebuah album berjudul sama dengan namanya.

Tepat akhir 2016 ini, Andre kembali merilis sebuah album instrumental gitar. Berkolaborasi dengan sejumlah musisi, Andre mengatakan, di album kedua ia lebih jauh mengeksplorasi permainan gitarnya.

"Kalau biasanya saya mengisi musik untuk banyak penyanyi, di album ini saya bisa memasukkan musik apa pun yang saya suka. Di album ini saya 'egois' banget, kapan lagi bisa egoiskan?" ujar Andre sambil tertawa saat mengisahkan soal album yang sudah dirilisnya sejak Juli 2016 lalu itu.

Banyak kolaborasi dengan beragam alat musik yang dilakukan Andre dalam album keduanya ini. Tak hanya dengan musisi yang memainkan alat musik modern, seperti Indra Lesmana, Barry Likumahua dan Andi Rianto, Andre juga berkolaborasi dengan sejumlah musisi yang memainkan alat musik tradisional.

Di lagu berjudul Rote Island misalnya, petikan gitar Andre Dinuth berpadu indah dengan sasando yang dimainkan Djitron Pah dan tabuhan tifa perkusi Georgie Tanasale. Elemen Indonesia Timur memang sengaja ia selipkan di albumnya, sebagai persembahan untuk darah Timur yang mengalir kental di diri Andre.

Andre tak mematok genre khusus untuk album dengan 10 track miliknya ini. Ia malah mengatakan, album tersebut cocok dinikmati 24 jam dan dengan beragam suasana.

Ada alunan lembut piano yang dimainkan Andi Rianto berpadu dengan petikan gitar Andre dan tiupan saluang dari pipa paralon Mohammad saat dalam lagu "Solitude". Lagu ini menjadi pengantar yang lembut menemani tidur di malam hari.

Untuk mereka yang ingin membakar semangat dengan musik, menurut Andre bisa mendengarkan "Why Knot", yang kental dengan elemen fusion jazz dan progresive rock.

Andre juga melakukan kolaborasi akustik yang unik di lagu "Sophie's Song". Ia bermain gitar akustik dengan iringan klarinet yang dimainkan Eugen Bounty. "Album ini bisa dinikmati sepanjang hari," kata musisi yang kerap mengiringi nama-nama besar seperti Rossa, Rio Febrian, Afghan, dan banyak lagi lainnya itu.

Andre mengaku, banyak berdiskusi dengan para kolaboratornya dalam mengerjakan album ini. Ia membuka diri atas semua masukan yang hadir saat proses rekaman yang sengaja dilakukan secara live ini.

Makanya judul "Here With Me" dipilih musisi 34 tahun ini untuk menggambarkan kebersamaannya dengan teman-teman musisinya itu. Rekaman secara live pun menjadi pilihan Andre untuk menghadirkan musik dengan nuansa yang berbeda untuk para pendengarnya.

Ia menceritakan di album pertama ia mengeluarkan album yang bernuansa pop. Hanya, kali ini ia berusaha lebih berani merekam secara live. "Di sini saya menantang diri untuk bermain secara live yang berarti satu kali take," ujar musisi yang mengidolakan Paul Gilbert hingga Eric Clapton ini.

Andre menciptakan sendiri ke 10 lagu dalam albumnya. Setiap musik sengaja dibuatnya sederhana, agar bisa dinikmati siapa saja. Bahkan, ada beberapa lagu menurutnya yang bisa dinyanyikan atau didengungkan saat didengar.

Kolaborasi dari beragam musisi lintas genre ini menurutnya membuat album Andre kali ini penuh warna. Tema percintaan pun mendominasi setengah dari lagu-lagu dalam album Here With Me.

Sementara, setengah lainnya kata Andre, merupakan wujud eksistensi dirinya sebagai pemetik gitar. Sehingga, menurut dia apa yang ia buat tak melulu soal uang, tetapi lebih kepada eksplorasi diri. "Targetnya bukan pada uang, tapi ke pengalaman main, portofolio, dan ini merupakan proyek idealis saya," kata Andre Dinuth.

Musik segmented

Sejak merilis album pertama pada 2014 silam, menurut dia, tanggapan masyarakat cukup baik terhadap album-albumnnya. Meski merilis album instrumental, menurut Andre, album ini memiliki segmentasinya tersendiri.

Terlebih lagi di tengah perkembangan media yang semakin pesat. Andre mengatakan, tak sulit menemukan para penggemar musiknya dari beragam pelosok di Tanah Air.

"Musik instrumental ini segmented, tapi ada segmennya dari mereka yang suka musik ini biasanya mencari sendiri album-album instrumental seperti ini," ujar Andre. rep: Gita Amanda ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement