Jumat 11 Jul 2014 14:21 WIB

Inilah Saatnya Messi!

Red:

"Dia hanya bagus bersama Barcelona, tetapi tidak ketika membela Argentina." Kritikan itu dilontarkan legenda Brasil, Pele, terhadap Lionel Messi sebelum Piala Dunia 2014 berlangsung.

Tak cuma sekali Pele menyindir Messi. Ia sering melontarkan kritiknya kepada Messi yang diragukan bisa berkontribusi besar untuk skuat La Albiceleste.

Messi memang tengah mendapat tekanan cukup besar. Kritikan yang datang kepadanya bukan hanya datang dari pihak luar, tetapi juga dari fans Argentina itu sendiri. Publik Argentina merasa loyalitas serta usaha Messi masih lebih besar untuk Barcelona ketimbang Argentina.

Bersama Barcelona, Messi begitu tampil gemilang dan mampu mempersembahkan banyak gelar. Trofi sepak bola apa yang ada di dunia ini, sebut saja, Messi pasti pernah mengangkatnya. Namun, bersama Argentina, Messi seperti selalu kehilangan daya magisnya. Dalam dua gelaran Piala Dunia sebelumnya, Messi pun menjadi bagian dari cerita gagal skuat Tango.

Namun kini di Brasil, kisahnya agak berbeda. Pada usia 27 tahun, Messi menyandang jabatan kapten di skuat asuhan pelatih Alejandro Sabella. Langkah striker berjuluk Si Kutu (La Pulga) telah sampai ke babak final meski timnya selalu dikritik bermain 'biasa saja' sejak babak penyisihan grup. "Saya tidak peduli dengan yang orang katakan. Saya hanya fokus untuk tim dan penampilan saya," kata Messi, dilansir Sky Sports.

Sebagai kapten, Messi selalu berusaha menjadi inspirator kemenangan tim. Termasuk saat menjalani drama adu penalti di babak semifinal kontra Belanda di Arena de Sao Paolo, Kamis (10/7) dini hari WIB. Dengan tenang, Messi maju sebagai algojo pertama tim Tango dan sukses membobol gawang Jasper Cilessen. Semua algojo Tango pun kemudian sukses mengeksekusi penalti dan Argentina melaju ke final setelah terakhir pada Piala Dunia 1990.

Dalam suatu riwayat wawancara bersama Four Four Two, Messi pernah berkisah, dia bisa saja mengangkat trofi Piala Dunia 2010 bersama rekan-rekannya di Barcelona saat Spanyol menjadi juara. Namun, tawaran naturalisasi kewarganegaraan dari Kerajaan Spanyol ditolaknya. "Saya hanya sampai usia 12 tahun di Argentina, sebelum seterusnya tinggal dan berkarier di Spanyol. Saya hanya mau membela tanah kelahiran saya," kata Messi.

Berbicara Messi dan prestasinya di tim Tango tidak bisa lepas dari legenda hidup sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona. Di Piala Dunia 1986 dan 1990, Maradona menjadi kapten Tango dengan hasil satu kali juara dunia.

Pada laga final Piala Dunia 2014, Messi harus membuktikan apakah dia bisa disejajarkan dengan Maradona. Kebetulan, lawan yang harus dihadapi Argentina di partai final pada Ahad (13/7) nanti juga sama dengan yang diladeni Maradona di partai final 1986 dan 1990, yakni Jerman (dulu Jerman  Barat).

Maradona menilai, permainan Lionel Messi dan kawan-kawan di Piala Dunia 2014 tidaklah impresif. Sedangkan Jerman yang bakal menjadi lawan di partai puncak tampil lebih atraktif ketika membantai Brasil di semifinal dengan skor 7-1. Namun, Maradona memuji pertahanan tim Tango. "Yang saya garis bawahi adalah betapa bagusnya pertahanan dan kolektivitas permainan," kata Maradona.

Editor Daily Telegraph, Paul Hayward, memprediksi Argentina bakal bermain aman melawan Jerman. Argentina sadar jika bermain terbuka, maka nasib mereka akan sama seperti Brasil. "Mereka sadar bahayanya gelandang Jerman. Prioritas mereka pasti bertahan," tulis Hayward.

Apa pun yang dikatakan Maradona atau pengamat sepak bola lainnya, yang pasti fans Argentina tengah bereuforia saat negara mereka tengah dilanda krisis keuangan. Apalagi, kemenangan atas Belanda di babak semifinal bertepatan dengan hari kemerdekaan yang ke-198 Argentina . "Setidaknya, tidak semua hal salah di negara kami. Kami memiliki tim sepak bola yang kuat dan orang-orang hebat," kata Ontiveros, warga Buenos Aires.

Suatu hari di ruang ganti Stadion Camp Nou pada 2010, Messi sempat bertanya kepada Xavi Hernandez dan Andres Iniesta tentang perasaan mereka setelah berhasil menjadi juara Piala Dunia. "Mereka pun tidak punya kata-kata untuk menggambarkannya," Messi menceritakan.

Mengangkat trofi Piala Dunia bersama Argentina adalah impian Messi sejak kecil. Dan kini, saat yang tepat bagi Si Kutu mewujudkan mimpinya itu. Vamos! rep: satria kartika yudha/c56/ap ed: andri saubani

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement