Sabtu 08 Oct 2016 15:00 WIB

Tak Ada WNI Jadi Korban

Red:

JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri melaporkan tidak ada seorang pun warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban bencana dahsyat badai Matthew yang melanda wilayah Karibia meliputi Haiti, Kuba, Republik Dominika, Jamaika, dan Bahamas. "Info dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Havana, tidak ada WNI yang menjadi korban dari Badai Matthew," ujar juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir kepada Republika di Jakarta, Jumat (7/10).

Berdasarkan data Kemenlu, jumlah WNI yang tercatat berada di wilayah Karibia sebanyak 96 orang. Mereka tersebar di Haiti, Kuba, Republik Dominika, Jamaika, dan Bahamas. Selain itu, terdapat pula 13 anggota Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas dalam misi PBB di Haiti, Amerika Tengah. Mereka tersebar di berbagai tempat, seperti Les Cayes, Gran Anes, Saint Marc, dan Port au Prince.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Mabes Polri melalui Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Mabes Polri Agus Rianto belum memberikan tanggapan. Panggilan telepon ataupun pesan singkat Republika belum direspons.

Badai Matthew yang menghantam Haiti pada Kamis dan Jumat kemarin menjadi bencana kemanusiaan terbesar sejak gempa melanda negara itu pada 2010 lalu. Berdasarkan data yang dilansir Reuters, Jumat (7/10) malam, jumlah korban tewas telah mencapai 478 jiwa.

Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan laporan sebelumnya, yaitu 271 jiwa. Peningkatan ini disebabkan informasi dari daerah-daerah pedalaman terganggu lantaran sinyal komunikasi terganggu. Tidak hanya itu, tercatat sekitar 1.580 rumah yang terendam di Haiti. Sebanyak 300 ribu orang telah dievakuasi dan berada di tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.

Badai Matthews berpusat 35 mil atau 60 kilometer dari wilayah Cape Canaveral. Angin diperkirakan terus bergerak ke arah utara dan barat dengan kekuatan sebesar 120 kilometer per jam. Pada puncak badai, kemarin, perekaman angin badai mencatat angka fantastis sebesar 230 kilometer per jam.

Dari foto-foto yang beredar dalam laman berita internasional memperlihatkan bagaimana rusaknya wilayah Haiti setelah dihantam badai. Jembatan runtuh, rumah-rumah porak-poranda, seluruh kompleks bangunan nyaris tak beratap, lumpur cokelat menyelimuti tiap jengkal tanah, mobil bertumpuk dengan mobil, dan pepohonan rebah.

Sebagian besar korban tewas di Haiti berasal dari kota-kota maupun desa nelayan di wilayah sekitar pantai selatan negara itu. Kebanyakan meninggal akibat tertimpa pohon dan reruntuhan bangunan. Selain itu, mereka juga terkena banjir deras dari sungai yang meluap.

Hujan deras terus mengguyur banyak wilayah negara mulai Senin (3/10) lalu. Organisasi nonpemerintah di Haiti memberi laporan bahwa banyak warga yang kekurangan pasokan makanan dan air. Sambungan listrik dan telepon juga saat ini masih terputus di wilayah yang terkena dampak badai. Pejabat PBB setempat dan Palang Merah Internasional menyatakan prioritas utama di Haiti saat ini adalah memulihkan jaringan komunikasi dan menangani korban luka ataupun meninggal.

Sambangi Florida Florida, salah satu negara bagian di Amerika Serikat (AS) juga diprediksi akan dilanda badai Matthew. Hujan deras telah melanda wilayah pesisir Jumat pagi waktu setempat.

Seperti dilansir Financial Times, ahli meteorologi menilai, meskipun kekuatan badai telah turun ke kategori tiga, dampaknya tetap saja menghancurkan. Situasinya identik dengan Badai Andrew yang terjadi pada 24 tahun lalu.

The US National Hurricane Center mengungkapkan kecepatan badai mencapai 140 mph. Para gubernur di Florida, Georgia, South Carolina, dan North Carolina pun telah mendeklarasikan status darurat.

Evakuasi telah dilakukan untuk meminimalisir dampak terhadap sekitar dua juta warga di empat negara bagian tersebut. Presiden AS Barack Obama juga sudah meminta kepada Lembaga Bantuan Pemerintah untuk menyediakan seluruh bantuan bagi warga.

"Badai Matthew harus dicermati dengan serius. Dengarkan petugas lokal, bersiap, dan saling menjaga satu sama lain," ujar Obama dalam akun Twitter resminya. Gubernur Florida Rick Scott meminta kepada 1,5 juta masyarakatnya untuk mengungsi segera. "Badai ini akan membunuh Anda," ujarnya dalam sebuah keterangan pers. "Waktu hampir habis," kata Scott.

KJRI Houston pun telah memberi imbauan agar WNI di AS agar senantiasa waspada. Seluruhnya diminta untuk mematuhi peringatan yang dikeluarkan pemerintah setempat.

Efek badai Matthew juga berimbas pada pembatalan ribuan penerbangan oleh maskapai penerbangan di AS selama beberapa hari terakhir. Sebagai contoh, American Airlines mengatakan telah membatalkan 1.300 penerbangan. Sementara, JetBlue membatalkan lebih dari 500 penerbangan yang mengarah ke pantai Florida. Otoritas pun telah menghentikan operasional bandara di Florida, disusul Georgia.     rep: Puti Almas, ed: Muhammad Iqbal

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement