Selasa 16 Sep 2014 16:00 WIB

Rekening Capim KPK Ditelusuri

Red:

JAKARTA -- Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan KPK mengumumkan daftar peserta seleksi yang lolos pada ujian tahap kedua. Para peserta yang lolos tersebut akan ditelusuri rekeningnya oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Juru bicara Pansel Capim KPK Imam Prasodjo mengatakan, terdapat lima peserta yang terkena diskualifikasi dalam seleksi tahap kedua. Alhasil, dari 64 peserta tinggal 59 orang yang mengikuti uji makalah. "Dari 59 peserta, sebanyak 11 calon dinyatakan lulus," kata dia di kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Jakarta, Senin (15/9).

Imam menjelaskan, para peserta yang lolos memiliki latar belakang yang beragam. Dari 11 peserta, empat di antaranya adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan pensiunan PNS. Empat orang lainnya berlatar belakang swasta dan dari lembaga negara. Sementara, tiga sisanya masing-masing adalah wartawan, dosen, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Latar belakang keilmuan dan keahlian 11 peserta yang lolos, kata Imam, juga beragam. Sebanyak tujuh orang memilki latar belakang hukum. "Bidang keuangan ada tiga orang dan ekonomi satu orang," papar Imam.

Anggota Pansel Capim KPK Abdullah Hehamahua menambahkan, setelah ini pihaknya juga akan mulai menelusuri rekam jejak para peserta. Ia mengatakan, pansel akan bekerja sama dengan sejumlah lembaga, seperti Polri, kejaksaan, dan Badan Intelijen Negara (BIN), dalam menelusuri rekam jejak peserta. "Kami juga akan melibatkan lembaga swadaya masyarakat (LSM)," ujarnya.

Selain itu, lanjut Abdullah, pansel juga akan melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam penelusuran rekam jejak. PPATK akan dimintai bantuan dalam melacak riwayat aliran dana dalam rekening para peserta. "Kalau ada aliran dana yang mencurigakan, akan kami diskualifikasi," kata Abdullah.

Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas yang kembali ikut dalam seleksi termasuk dalam 11 nama yang lolos ujian tahap kedua. Terkait hal ini, Imam menampik adanya preferensi dari pansel terhadap peserta tertentu. Menurut dia, pansel menilai makalah peserta dengan anonim tanpa mengetahui nama peserta penulis makalah terlebih dahulu.

Selain menilai makalah, pansel juga mempertimbangkan riwayat para peserta dalam pemberantasan korupsi. Menurut Imam, pimpinan KPK idealnya telah memiliki kontribusi nyata dalam memerangi korupsi di Indonesia. "Jadi, kita nilai juga sejauh mana mereka terlibat dalam upaya pemberantasan korupsi," ujar Imam.

Para peserta yang lolos akan mengikuti seleksi tahap ketiga berupa profile assessment. Ujian ini dijadwalkan digelar pada 18-19 September 2014 di kantor Kemenkumham. "Tim independen dari tim psikolog akan menganalisis kepribadian para peserta," papar Imam. Wakil Ketua PPATK Agus Santoso menegaskan, hasil penelusuran PPATK nantinya mesti benar-benar dipertimbangkan tim pansel. Menurutnya, pada seleksi sebelumnya ada calon yang diberi catatan PPATK tetap diloloskan.

Agus mengatakan, catatan dari PPATK bukan seperti laporan analisis, melainkan catatan transaksi keuangan dalam kategori mencurigakan atau tidak. "Bagi kami, ada pejabat yang melakukan transaksi (mencurigakan) seperti itu integritasnya diragukan," imbuhnya.

Agus mengaku, pansel belum meminta data dari PPATK. Namun, prinsipnya, PPATK siap mem bantu pemilihan pejabat negara. rep:adi wicaksono/c87/ ed:fitrian zamzami

KE BABAK SELANJUTNYA

1. Iwan Nazarudin Kurniawan, dirut PT Kurnia Global

2. Ichran Efendi Siregar, jaksa di Kejaksaan Agung

3. Jamin Ginting, dosen hukum di Universitas Pelita Harapan

4. Busjro Muqoddas, wakil ketua KPK

5. I Wayan Sudirta, anggota Dewan Perwakilan Daerah

6. Trisaktiyana, kepala BPBD Bantul, DIY

7. Ninik Maryanti, jaksa diperbantukan di BPN

8. Ahmad Taufik, jurnalis Tempo

9. Robby Arya Brata, kepala Bidang Hubungan Internasional Seskab

10. Subagio, spesialis perencanaan dan anggaran Biro Rencana Keuangan KPK

11. Eddy Fritz Sinaga, anggota Komite Audit Lembaga Penjamin Simpanan

Sumber: www.kemenkumham.go.id

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement