Jumat 15 Aug 2014 17:00 WIB

Mengglobalkan Kopi Indonesia

Red: operator

Menikmati kopi tak lagi didominasi pengunjung warung-warung rakyat. Mengonsumsi kopi kini meluas menjadi gaya hidup. Kelas menengah atas yang terus tumbuh menjadi penikmat kopi di kafe-kafe.

"Tren ini mendorong konsumsi dalam negeri enam sampai delapan persen per tahun," ujar Kepala Humas Kementerian Perdagangan Ani Mulyati di Jakarta, Kamis (13/8).

Konsumsi kopi domestik diprediksi sudah menyentuh 300 ribu ton per tahun. Ini merupakan peluang besar bagi produsen dalam negeri untuk fokus menggarap pasar lokal.

International Coffee Organization (ICO) mencatat, konsumsi kopi meningkat dua kali lebih cepat di negara-negara pengekspor maupun pengimpor kopi, seperti Amerika Serikat dan Italia. Hal ini memicu kenaikan perdagangan biji kopi pada pasar berjangka sekitar 75 persen.

Sebagai negara pengekspor kopi, Indonesia memiliki beragam brand kopi dengan prospek cukup menjanjikan di pasar internasional. Indonesia bahkan dinilai mampu menjadi pusat kopi dunia pada masa depan. "Untuk mewujudkannya, produsen dan industri perkopian dalam negeri perlu berbenah serius," kata Ani.

Salah satu upaya mengglobalkan kopi Indonesia, Kementerian Perdagangan menggelar Indonesian Coffee Festival (ICF) ketiga pada Oktober mendatang di Bali. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, pelaksanaan ICF tahun ini merupakan keseriusan para pemain kopi dalam negeri untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kopi dunia.

Selain jenis robusta dan arabica yang sudah mengglobal, Indonesia berpeluang menjadi rujukan baru kopi dunia melalui ikon Kopi Luwak dan Kopi Tubruk. Tujuan ICF tak hanya untuk mendorong kecintaan masyarakat pada kopi dalam negeri, mengangkat harkat dan martabat para petani kopi Indonesia. "Tapi, juga untuk memperkenalkan berbagai brand kopi lokal Indonesia kepada dunia," kata Bayu, kemarin.

Sejak ICF kali pertama digelar pada 2012 di Bali dan kedua di Yogyakarta, kesadaran memperkenalkan kopi Indonesia ke mancanegara semakin meningkat. Ia berharap, ICF kali ini memotivasi para pebisnis kopi untuk memperluas jaringannya.

ICF 2014 akan menghadirkan 50 peserta ekshebisi dalam dan luar negeri serta 7.500 pengunjung domestik dan mancanegara. ICF juga diharapkan mampu menggaet pembeli internasional dari 100 negara, seperti AS, Jerman, Prancis, Jepang, Italia, Spanyol, Kanada, Belgia, Inggris, dan Belanda.

Selain Kemendag, kegiatan ini bakal melibatkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Perindustrian. Sejumlah asosiasi perkopian pun turut dilibatkan, seperti Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), dan Asosiasi Kopi Luwak Indonesia. rep:ahmad islamy jamil ed: nur hasan murtiaji

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement