Rabu 01 Oct 2014 18:30 WIB

Rumput Laut Lokal Masuk Pasar Brasil

Red: operator

JAKARTA -- Rumput laut asal Indonesia mulai dilirik pasar di Brasil. Negara kelahiran pesepak bola legenda dunia Pele itu memborong produk turunan lumput laut Indonesia dengan target transaksi senilai 3 juta dolar AS.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan, rumput laut Indonesia memiliki sejumlah pasar utama. Pasar tersebut, antara lain, Cina, Korea Selatan, Hong Kong, Filipina, dan Denmark. Namun, Brasil dinilai merupakan pasar yang prospektif.

"Hari ini, kami telah menandatangani nota kesepahaman antara pemerintah, produsen rumput laut, dan buyer dari Brasil," ujar Nus, di Jakarta, Selasa (30/9).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Edi Yusuf

Penduduk menjemur rumput laut di Pulau Nusa Lembongan, Bali.

Menurut Nus, pemerintah telah memfasilitasi kegiatan ekspor rumput laut tersebut karena nilai kontraknya di atas 1 juta dolar AS. Pemerintah menilai perlu memberikan layanan terhadap pembeli.

Nilai kontrak rumput laut mencapai 3 juta dolar AS yang melibatkan tiga perusahaan. Kontrak tersebut terdiri dari 1,8 juta dolar AS untuk PT Brasindo Gum dengan Indobras Representacao Comercial. Serta senilai 1,2 juta dolar AS antara PT Gumindo Perkasa Industri dan Indobras Represencao Comercial.

Kerja sama pembelian dinilai penting bagi perdagangan Tanah Air. Karena, Brasil diharapkan bisa menaikkan nilai ekspor ke kawasan Amerika Selatan. Bahkan, target akhir tahun ini ekspor rumput laut ke Brasil bisa tembus antara empat sampai lima persen dari total ekspor komoditas tersebut. "Atau targetnya setara 1,57-1,59 miliar dolar AS," ujar Nus.

Berdasarkan data Kemendag, medio Januari-Juni ekspor rumput laut Indonesia sebagian besar untuk Tiongkok, yakni mencapai 72,18 persen atau senilai 74,2 juta dolar AS. Volume itu disusul ekspor ke Filipina 6,14 persen. Nilai total ekspor rumput laut mencapai 6,13 juta dolar AS. Volume ekspor rumput laut yang terbesar selanjutnya adalah Hong Kong, Prancis, dan Denmark.

Sementara itu, Direktur PT Brasindo Gum (Sulteng) Hedy Thiono mengatakan, rumput laut yang diekspor ke Brasil merupakan hasil olahan bentuk butiran kasar (granule). Saat ini, kapasitas produksinya baru 20 ton per bulan. "Produksi kami masih rendah," ujarnya.

Setelah nota kesepahaman ini ditandatangani, lanjut Hedy, pihaknya harus melakukan antisipasi penambahan hasil produksi. Karena, pembeli dari Brasil kemungkinan meningkatkan permintaan.

Dalam kesempatan yang sama, pemilik Indobras Representacao Comercial Tje Tjin To (Kimto) mengatakan, kebutuhan olahan rumput laut di Brasil sangat tinggi, yakni mencapai 2.100 ton per bulan. Akan tetapi, Indonesia baru memenuhi 40 ton. "Jadi, peluang pasarnya masih sangat tinggi di Brasil ini," ujarnya. rep:ita nina winarsih Ed: nur aini

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement