Senin 16 Jun 2014 20:38 WIB

Panitia Pilpres Afghanistan Jadi Korban

Red:

KABUL - Sebelas orang, termasuk panitia pemilu, tewas akibat bom pinggir jalan yang menyasar bus di Provinsi Samangan. Gubernur Samangan Khairullah Anosh mengatakan, Ahad (15/6), ledakan tersebut terjadi pada Sabtu (14/6) malam setelah tempat pemungutan suara ditutup.

"Tiga anggota Komisi Pemilihan Independen dan dua anggota tim pemantau kandidat Dr Abdullah termasuk yang tewas," ujarnya. 

Ledakan terjadi pada Sabtu malam setelah pemungutan suara pemilihan presiden putaran dua ditutup. Gubernur Samangan Khairullah Anosh mengatakan kepada Reuters, tiga anggota Komisi Independen Pemilihan dan dua pengamat dari tim Abdullah Abdullah termasuk dalam korban tewas.

Total setidaknya 31 warga sipil telah tewas saat hari pelaksanaan pemilihan. Selain warga sipil yang tewas pada Sabtu, 11 polisi dan 15 tentara juga dilaporkan tewas dalam bentrokan dengan pemberontak. 

Tak hanya itu, sekitar 11 warga dilaporkan dirawat di rumah sakit setelah jari bertinta mereka dipotong oleh kelompok militan Taliban. ''Kami sedang dalam perjalanan pulang tapi dihentikan oleh Taliban. Mereka membawa kami ke desa mereka kemudian memotong jari kami,'' kata seorang pria kepada Reuters. Dalam pilpres di Afghanistan, setiap pemilih yang telah menyalurkan suaranya ditandai dengan tinta di jari.

Meski ancaman mengintai, jutaan warga Afganistan tetap pergi ke bilik suara untuk menggunakan hak pilihnya. ''Saya dari negara ini, jadi saya tidak pernah takut ancaman,'' kata seorang warga, Lajiullah Azizi, yang menggunakan hak pilihnya di Kabul barat. Ia datang ke bilik suara beberapa menit setelah bom kecil meledak di tempat ia memilih. Ia berharap pemilu dapat membawa perdamaian.

Pemungutan suara putaran kali ini akan menentukan siapa pengganti Presiden Hamid Karzai. Dua kandidat pengganti Karzai, yakni mantan ekonom Bank Dunia Ashraf Ghanis dan mantan pejuang anti-Taliban Abdullah Abdullah, sama-sama optimistis menang. 

Pada putaran pertama, Abdullah unggul dengan suara 45 persen, sementara Ghani 31 persen. Hasil awal pemilihan diperkirakan akan keluar pada 2 Juli. Sedangkan, hasil akhir akan diumumkan pada 22 Juli.

Tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan presiden Afghanistan putaran kedua pada akhir pekan lalu diperkirakan lebih dari tujuh juta jiwa. Jumlahnya tak jauh berbeda dengan putaran pertama pada April lalu. "Jumlah pemilih diperkirakan lebih dari 7 juta jiwa dari 23 juta orang yang memiliki hak pilih," ujar kepala komisi pemilihan Yousuf Nuristani, Sabtu (14/6).

Pemungutan suara dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 16.00 waktu setempat. Pejabat segera menghitung surat suara meski dalam keadaan sulit. Kotak suara diangkut dengan keledai dari beberapa tempat untuk disatukan.

Siapa pun yang akan menggantikan Hamid Karzai akan mewarisi berbagai persoalan di negara tersebut, mulai dari pemberontakan Taliban, lumpuhnya perekonomian, korupsi dan aturan hukum yang lemah. Sejumlah warga tampak apatis dengan pemilihan ini. Seorang guru sekolah di Wardak mengatakan sebagian warga kehilangan kepercayaan pada pemilu. ''Mereka berpikir suara mereka tidak berguna,'' kata dia.

rep:lida puspaningtyas/ap/reuters ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement