WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama boleh bernapas lega. Dia menjawab tantangan partai oposisi Republik untuk menangkap pelaku penyerangan konsulat AS di Benghazi, Libya, pada 2012. Pemerintah AS, Selasa (17/6), mengklaim telah menangkap Ahmed Abu Khattalah yang diduga sebagai dalang utama penyerangan.
Presiden Obama mengatakan, dia telah mengizinkan untuk menggelar operasi khusus, Ahad (15/6), untuk menangkap Khatallah. Pelaku telah dibawa ke Amerika Serikat.
''Sejak serangan mematikan atas fasilitas kita di Benghazi, saya telah membuat prioritas bahwa kita harus menemukan tersangka dan menyeretnya pada keadilan. Mereka harus bertanggung jawab atas kematian empat orang Amerika yang berani,'' kata Obama.
Operasi penangkapan dilakukan secara rahasia pada Senin. Pasukan khusus AS diterjunkan untuk menangkap tersangka utama. Pasukan terdiri atas beberapa anggota Angkatan Darat Delta Force. Dia diciduk di pinggiran Kota Benghazi.
Kementerian Luar Negeri AS mengidentifikasi Khattalah sebagai pemimpin senior Ansar al-Sharia, kelompok bersenjata Libya. AS melabeli kelompok itu sebagai teroris yang bertanggung jawab atas banyak serangan dan pembunuhan.
AS menuduh Khatallah sebagai orang bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan empat warga Amerika, termasuk Duta Besar AS untuk Libya Christopher Stevens.
Khatallah akan menjadi tahanan AS. Dia tidak akan dikirim ke Penjara Guantanamo, fasilitas khusus yang dibangun AS untuk pelaku terduga teroris. Obama mengatakan, Khatallah akan menghadapi hukuman penuh dari sistem peradilan Amerika. Meski, Partai Republik lebih menginginkan Khatallah diadili di pengadilan militer di Guantanamo
Pengadilan distrik AS untuk Washington DC mendakwa Khatallah dengan pasal pembunuhan. Dia juga dituduh mendukung terorisme dan menggunakan senjata api dalam melakukan aksi kekerasan.
Saat ini, Khatallah sedang berada dalam perjalanan ke Amerika Serikat. Seorang pejabat yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, Khatallah saat ini ditahan di atas Kapal USS New York.
Bagi Obama, penangkapan Khatallah merupakan kemenangan. Selama ini, dia dituduh tak serius menangani Alqaidah dalam serangan serangan 2012 lalu. Partai Republik mengatakan, Obama telah gagal menjamin keselamatan personel diplomatik Amerika di AS.
Tekanan pun diarahkan kepada menteri luar negeri AS saat itu, Hillary Clinton. Clinton dianggap terlalu berani dalam menempatkan diplomat di wilayah berbahaya. Tapi, Clinton yang kemungkinan maju dalam pemilihan presiden 2012 mempertahankan kebijakannya itu. "Kita telah melakukannya secara hati-hati."
Memberi tahu Libya
Ketua Staf Gabungan Jenderal Martin Dempsey mengatakan, pasukan khusus melakukan tugas dengan luar biasa. Operasi kompleks tersebut sama sekali tidak meninggalkan korban. Juru bicara departemen Pertahanan Laksamana John Kirby mengatakan, semua pasukan yang terlibat telah meninggalkan Libya dan kembali ke AS.
Pentagon mengatakan, Pemerintah Libya mengetahui operasi rahasia yang dilakukan AS untuk menangkap Khatallah. Tapi, mereka tidak diberitahu kapan.
Ini adalah kedua kalinya AS melakukan penangkapan dengan mengerahkan pasukan khusus di Libya. Pada 2013, sebuah tim militer AS Delta Force menangkap tersangka Alqaidah, Nazih al-Ragye, yang lebih dikenal sebagai Abu Anas al-Liby.
Penangkapan dilakukan di Tripoli pada Oktober 2013. AS kemudian mengirimnya ke sebuah kapal Angkatan Laut AS untuk diinterogasi. Libya dihukum pengadilan federal AS di New York karena terlibat dalam pengeboman kedutaan AS di Kenya yang menewaskan 200 orang.
AS telah menginformasikan soal penangkapan Khatallah ke Dewan Keamanan PBB. Dalam surat itu, AS mengatakan, tersangka telah berencana untuk kembali melancarkan serangan ke warga AS.
rep:lida puspaningtyas/reuters ed: teguh firmansyah