BAGHDAD -Akibat serangan brutal di sebuah masjid yang berlokasi sekitar 120 kilometer dari Baghdad, Irak, puluhan jamaah shalat Jumatpun tewas. Anggota parlemen Nahida al-Dayani yang berasal dari Diyala mengatakan saat itu sekitar 150 jamaah sedang menunaikan shalat Jumat di Masjid Imam Wais yang terletak di Baquba, Provinsi Diyala, Irak.
Aksi serangan tersebut juga diikuti dengan ledakan bom di pinggir jalan."Militan itu memasuki dan menembaki jamaah. Sebagian besar masjid tidak memiliki keamanan. Beberapa korban merupakan satu keluarga. Sejumlah perempuan yang ingin mengetahui kondisi keluarganya juga terbunuh," kata al-Dayani, Jumat (22/8).
Haidar al-Abadi, Perdana Menteri Irak yang baru diangkat menggantikan Nuri al-Maliki, mengutuk serangan yang dilakukan di masjid tersebut. "Saya mengutuk pembunuhan warga sipil dan jamaah shalat di Provinsi Di yala, dan saya menyeru kepada rak yat agar menolak upaya-upaya musuh-musuh Irak untuk mengekspoitasi kejadian itu guna menimbulkan perti kaian di antara sesama anak bangsa," ujarnya.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Kimoon mengutuk "dengan sekeras-kerasnya" serangan terhadap satu mas jid di Irak Timur dan menyeru semua pemimpin politik agar bersatu dan menahan diri dari sektarianisme.
"Se rangan terhadap tempat orang beribadah sepenuhnya tak bisa diterima dan dilarang berdasarkan hukum inter nasional," katanya dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya.
Seorang mayor militer yang tidak ingin namanya dipublikasikan mengatakan pelaku penembakan tiba dengan dua truk pick-Up setelah dua bom meledak di rumah seorang petinggi militer Syiah dan menewas kan tiga orang.Seorang pemimpin adat Sunni Salman al-Jibouri menga takan, komunitasnya siap untuk membalas dendam.
Seorang petugas di kamar mayat mengungkapkan 68 orang tewas.Para korban yang tewas itu, seperti diungkap sumber kepolisian, tiba di rumah sakit Kota Baquba.
Serangan di masjid merupakan hal yang sensitif. Pada masa lalu, serangan atas masjid menyulut serangan balas dendam. Insiden berdarah tersebut merupakan kemunduran bagi Perdana Menteri Haider al-Abadi yang mencari dukungan dari Sunni dan Kurdi untuk melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). ISIS telah menguasai banyak wilayah di Irak dan Suriah dalam beberapa bulan terakhir. rep:ani nursalikah/c91/antara, ed:endah hapsari