JENEWA — Liberia diperkirakan menghadapi ribuan kasus baru ebola dalam tiga pekan ke depan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),virus ebola menyebar tak terkendali di negara tersebut. Sudah 1.089 warga Liberia meninggal dunia akibat ebola.
"Penyebaran ebola semakin meningkat. Jumlah kasus baru bertambah secara eksponensial," demikian pernyataan WHO, Senin (8/9). Laju jumlah pasien yang terinfeksi ebola lebih cepat dibandingkan kapasitas pusat karantina yang dibutuhkan.
Sebanyak 14 dari 15 distrik melaporkan terjadinya kasus ebola. Saat sebuah pusat karantina didirikan, pasien akan membanjiri fasilitas tersebut. Di Monrovia, ibu kota negara, taksi-taksi ditumpangi sebuah keluarga yang berkeliling kota mencari pengobatan.
Seluruh pusat karantina penuh. Mereka tak menemukan sama sekali ruang untuk memperoleh perawatan. Menurut WHO, di Distrik Montserrado, yang dihuni lebih dari sejuta warga, 1.000 ranjang dibutuhkan untuk merawat pasien ebola.
Pada Senin (8/9), Liberia mengumumkan perpanjangan jam malam yang berlaku nasional. Bulan lalu kebijakan ini diterapkan untuk mencegah menyebarnya ebola. Hingga saat ini, lebih dari 3.500 warga di Afrika Barat terjangkit ebola. Setengahnya terjadi di Liberia.
Sebelumnya, WHO menyatakan bahwa dalam enam hingga sembilan bulan mendatang 20 ribu orang bakal terinfeksi ebola. Ini menyebar di empat negara yang terjangkit parah ebola. Yakni, Liberia, Sierra Leone, Guinea, dan Nigeria.
AS dan Inggris berencana mengirimkan peralatan medis dan personel militer ke Afrika Barat. Juru Bicara Pentagon Kolonel Steven Warren menyatakan bahwa AS akan mendirikan rumah sakit lapangan dengan 25 ranjang di Monrovia, Liberia.
Rumah sakit itu untuk merawat para pekerja medis yang terinfeksi ebola. Setelah berdiri, rumah sakit ini diserahkan kepada Pemerintah Liberia. Menurut Warren, tak ada rencana personel militer AS mengelola rumah sakit tersebut.
Menteri Informasi Liberia Lewis Brown senang dengan kabar itu. "Ini bukan hanya perjuangan Liberia, tetapi juga komunitas internasional dalam menghadapi ebola," katanya. Karena itu, ia menyatakan semua sumber harus digunakan untuk meredam ebola.
Selain itu, Inggris akan mendirikan pusat perawatan dengan 62 tempat tidur di Sierra Leone dalam beberapa pekan mendatang. Pusat perawatan ini dioperasikan oleh militer. Staf kesehatan dari lembaga amal Save the Children ikut membantu merawat pasien.
Doctors Without Borders mengingatkan, jumlah pusat perawatan mungkin belum akan mencukupi. Sebab, perlu lebih banyak lagi bantuan dalam mengatasi ebola. rep:c91/ap/reuters ed: ferry kisihandi