EDINBURG -- Skotlandia menentukan sikap dalam referendum pada Kamis (18/9) ini. Mereka akan memisahkan diri atau tetap bergabung dengan Inggris. Dalam kampanye terakhir, dua kubu melakukan upaya pamungkas untuk memengaruhi pemilih.
Menteri Pertama Skotlandia menyampaikan pernyataan kepada para pemilih melalui tulisannya. Ia meminta warga memilih ‘ya’ saat pelaksanaan referendum. ‘’Mari kita melakukannya,’’ katanya seperti dilansir BBC, Rabu (17/9).
Ia menyatakan, warga akan memegang kendali sepenuhnya atas Skotlandia jika memilih pisah dari Inggris. Mereka sendirilah yang akan menentukan masa depan negaranya. Ia meminta para pemilih melupakan argumen politik maupun statistik terkait referendum.
‘’Sekarang tinggal kita, orang-orang yang tinggal dan bekerja di sini,’’ kata Salmond. Mereka mesti memberikan suara dengan keyakinan penuh dalam bilik suara. Karena itu, ia mengatakan, pemungutan suara pada Kamis merupakan momen penentuan.
Tokoh-tokoh kunci prointegrasi tak mau kalah. Mereka bertemu dengan para pekerja, mengingatkan agar memilih ‘tidak’. Mereka yakin, Skotlandia tetap akan bersama Inggris
Pemimpin kelompok prointegrasi, Better Together, Alistair Darling, dan mantan perdana menteri Inggris, Gordon Brown turun tangan. Mereka berkampanye di Glasgow. Ia mengatakan, pasti ada yang mendukung kelompoknya. ‘’Saya melakukan hal terbaik yang saya bisa.’’
Ia mengingatkan, apa pun hasil referendum nanti, Skotlandia kini terpecah. Selama kampanye, terjadi gesekan yang cukup keras antara pendukung prointegrasi dan kemerdekaan. Setelah referendum perlu kerja keras untuk mengatasi hal tersebut.
Di sisi lain, tiga jajak pendapat dirilis pada Selasa (16/9) malam. Jajak pendapat dilakukan Opinium untuk Daily Telegraph, ICM untuk Scotsman, dan Survation untuk surat kabar Daily Mail. Ketiganya menunjukkan pendukung prointegrasi memenangi referendum.
Menurut ketiga jajak pendapat, sebanyak 52 persen responden memilih ‘tidak’ sedangkan 48 persen lainnya mendukung Skotlandia memisahkan diri dari Inggris. Sebanyak 8 hingga 14 persen dari 4,3 juta pemilih belum menentukan pilihannya.
‘’Ini sangat ketat,’’ kata John Curtice, profesor politik di Universitas Strathclyde.
Jika Skotlandia merdeka, Inggris dan Skotlandia menjalani negosiasi selama 18 bulan. Negosiasi membahas semua hal, seperti eksplorasi minyak di Laut Utara, mata uang, dan keanggotaan Uni Eropa. rep:amanda/reuters ed: ferry kisihandi