MINKS -- Pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia mencapai kesepakatan gencatan senjata, Sabtu (20/9). Kesepakatan ini dicapai di ibu kota Belarusia, Minks, setelah perundingan maraton digelar Pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia dengan didampingi Rusia dan Organisasi Kemanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) .
Dalam kesepakatan tersebut, kedua pihak sepakat tentang pembentukan zona penyangga sejauh 30 km dari garis depan. Pesawat militer juga dibatasi untuk terbang di sebagian wilayah Ukraina Timur. Tentara asing yang tergabung di kedua kubu juga wajib ditarik.
Mantan presiden Ukraina Leonid Kuchma menyatakan, kedua belah pihak sepakat akan menarik senjata beratnya. "Senjata berat akan ditarik 15 km dari garis depan," papar Kuchma.
Selanjutnya, pengawas dari OSCE akan melakukan inspeksi di zona penyangga dan memastikan tidak ada upaya pelanggaran gencatan senjata.
Presiden Ukraina Petro Poroshento setuju untuk melakukan gencatan senjata dengan pemberontak. Persetujuan tersebut datang tak lama setelah pasukan Ukraina berhasil memukul mundur pasukan separatis pro-Rusia di beberapa wilayah. Meski begitu, wilayah Donetsk masih dikuasai pasukan separatis.
Pemimpin separatis pro-Rusia Alexander Zakharchenko menegaskan, perjanjian gencatan senjata tak lantas mengurangi kekuatan mereka.
Ia juga menyebut wilayah Donetsk dan Luhansk masih dikuasai kelompoknya. Tidak ada pasal yang mengatur nasib kedua kota itu dalam perjanjian yang baru disepakati.
Zakharchenko juga mengkritik undang-undang otonomi luas yang disahkan Parlemen Ukraina pekan ini. Undang-undang ini mengatur kekuasaan khusus bagi wilayah yang dikuasai pasukan separatis pro-Rusia. Di antaranya hak untuk melakukan pemilihan secara independen dan membentuk satuan kepolisian sendiri yang terpisah dari Ukraina. Zakharchenko menyebut ada banyak perbedaan penafsiran antara pihaknya dan Pemerintah Ukraina dalam undang-undang yang baru ini. "Harus ada pembicaraan lebih lanjut setelah gencatan senjata," sebut Zakharchenko.
Duta Besar Rusia untuk Ukraina Mikhail Zura bov memandang positif penjanjian baru ini.Namun, ia menekankan kepada pengawas OSCE agar segera mengeluarkan pasukan asing yang mendukung Pemerintah Ukraina. "Saya resah dengan tentara bayaran mereka. Harus dipastikan mereka keluar," paparnya. Zurabov tetap menolak jika Rusia dituding mempersenjatai sep- aratis di Ukraina. Zurabov menyebut, separatis bergerak sebagai warga negara pribadi.
Utusan OSCE Heidi Tagliavini memastikan pengawas akan disebar ke zona penyangga untuk memantau kesepakatan. Sebelumnya, gencatan senjata juga dicapai pada 5 September lalu.
Namun, implementasi pengawasan di lapangan lemah sehingga memunculkan kembali pertempuran yang melibatkan keduanya.
Perjanjian yang baru ini diyakini pengamat tidak cukup kuat untuk menghentikan konflik yang telah menewaskan 3.000 orang sejak April silam. rep:c64/Dessy Suciati Saputri, ed: hafidz muftisany